Translate

Selasa, 15 Agustus 2017

Hari Raya Pondok Daun

HARI RAYA PONDOK DAUN
DALAM PERJANJIAN LAMA
Oleh Astri Kristiani


PENDAHULUAN
Hari Raya Pondok Daun adalah salah satu hari raya yang dilaksanakan oleh bangsa Israel. Hari raya ini dilakukan karena merupakan sebuah perintah dari Tuhan secara langsung kepada bangsa Israel melalui Musa (Imamat 23:33-34), yaitu sebagai pengingat bagi bangsa Israel mengenai pengembaraan yang mereka lakukan di padang gurun ketika keluar dari tanah Mesir (Imamat 29). Pada masa pengembaraan, umat Israel tinggal dalam pondok-pondok sementara, yang pada perayaan ini direpresentasikan dengan sebuah pondok (Ibrani: sukkah).
Hari Raya Pondok Daun ini harus dilaksanakan secara turun temurun (Immamat 23:41). Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk memperingati setiap kejadian yang mereka alami bersama dengan Tuhan supaya bangsa Israel dan seluruh keturunannya selalu mengingat akan karya Tuhan dalam kehidupan mereka. Tuhan menginginkan kepada seluruh keturunan bangsa Israel untuk selalu mengingat pertolongan Tuhan, yaitu ketika Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan Mesir walaupun kemungkinan keturunan – keturunan Israel tidak mengalami secara langsung.
Penetapan dan Peraturan Hari Raya Pondok Daun adalah dari Tuhan melalui Musa. Ketika Musa menghadap Tuhan digunung Sinai, yaitu setelah bulan ketiga bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Tuhan sendiri berfirman kepada Musa tentang banyak hal, salah satunya adalah mengenahi peringatan hari raya. Firman Tuhan yang disampaikan kepada Musa digunung Sinai ini harus disampaikan kepada bangsa Israel dan dilaksanakan turun temurun (Keluaran 19).
Dalam Perjanjian Lama, tentang Hari Raya Pondok Daun terdapat dalam beberapa Alkitab yaitu dalam kitab Imamat, Ulangan, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Zakaria. Dalam setiap Alkitab memiliki latar belakang penulisan tentang Hari Raya Pondok Daun yang berbeda – beda sesuai dengan zamannya. Namun ada hal esensi dari perayaan Hari Raya Pondok Daun senantiasa terpelihara, yaitu  maknanya sebagai pengingat – ingat akan karya Tuhan dalam sejarah kehidupan Israel. Dalam paper ini akan didiskripsikan mengenahi hari Raya Pondok Daun dalam Kitab PL, yang akan diambil dari beberapa kitab, yaitu; dalam Imamat, Ulangan, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan zakaria. Kemudian didapatkan makna perayaan Hari Raya Pondok Daun.

ISI
HARI RAYA PONDOK DAUN
A.  Latar Belakang
Hari Raya Pondok Daun (Ibrani: סוכות or סֻכּוֹת, “sukkōt”) atau perayaan Tabernakel adalah sebuah Hari Raya Yahudi atau umat Israel. Hari raya ini merupakan suatu hari raya peringatan akan pengembaraan mereka dipadang gurun ketika mereka berkemah dipondok – pondok (Imamat 23:43).[1] Disamping itu Hari Raya Pondok Daun juga merupakan perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka, yaitu melalui hasil panen yang mereka dapatkan dan sambil mengenang sejarah mereka ketika belum mempunyai tanah air.[2]
Mulanya, Allah melalui Musa membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir untuk menuju tanah  perjanjian Kanaan. Pembebasan ini adalah suatu keajaiban Ilahi, dimana Allah sendiri bertindak dengan mujizat – mujizat yang ada (Keluaran 1:1-12:36). Namun didalam perjalanan keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan menuju ke Kanaan mengalami banyak tantangan dan penderitaan yang luar biasa, namun Tuhan memberi penyertaan yang ajaib.
 Kemudian, Bangsa Israel atas pimpinan Musa keluar dari Mesir dan menuju Kanaan. Namun dalam perjalanan ini Bangsa Israel membutuhkan waktu yang sangat panjang karena adanya ketidak taatan mereka, mereka mengembara dipadang gurun selama 40 tahun baru kemudian sampai di perbatasan Kanaan. Walaupun didalam ketidak taatan dan persungutan mereka, Tuhan tetap memberikan penyertaan yang luar biasa. Penyertaan yang terlihat menonjol pertama adalah Tuhan menuntun bangsa Israel dengan tiang awan dan tiang api di padang gurun (Keluaran 13:17-22). Penyertaan kedua adalah Bangsa Israel bisa menyeberangi Laut Teberau dengan mujizat dari Tuhan, Laut Teberau terbelah dan mereka bisa melewati dengan Laut Tersebut tanpa terkena bahaya, sedangkan pasukan Mesir yang mengejar mereka mati karena terlibas air Laut teberau yang sudah tertutup kembali. Penyertaan ketiga Tuhan memberikan minum mereka dengan mengubah air pahit menjadi manis (Keluaran 15:22-23). Penyertaan keempat Tuhan memberikan makanan yang turun langsung dari langit, yaitu mana dan burung puyuh (Keluaran 16:1-36). Penyertaan yang kelima adalah Tuhan memberi kemenangan mereka ketika berhadapan dengan orang – orang Amalek (Keluaran 17:8-16).
Akhirnya, sampailah mereka di Padang Gurun Sinai dimana mereka mendapatkan perintah dari Tuhan melalui Musa. Perintah ini adalah perintah yang pertama kali untuk melaksanakan 3 perayaan Hari Raya (Keluaran 23:14), tiga perayaan ini adalah Perayaan Paskah, Perayaan Pentakosta, dan Perayaan Pondok Daun.
B. Waktu dan Cara Pelaksanaan
B.1. Waktu Pelaksanaan
Hari Raya Pondok Daun dirayakan empat hari setelah perayaan Yom Kippur[3]. Perayaan ini dilaksanakan selama tujuh hari[4] pada tanggal 15 -21 bulan Tisyri[5] atau pada bulan purnama diantara tanggal 20 September dan 19 Oktober.[6] Perayaan ini dalam bahasa Ibraninya disebut dengan "Sukkot" karena aspek utama dari festival ini adalah sebuah pondok (sukkah).[7] Perayaan ini adalah salah satu dari tiga hari raya peziarahan bagi bangsa Israel selain dari Paskah (Ibrani: Pesakh, Inggris: Passover) dan Pentakosta/ Hari Raya Pemberian Torah (Ulangan 16:9-10. Ibrani: Shavout, Inggris: Pentecost).[8]


B.2. Cara Pelaksanaan
Sebelum festival ini dirayakan, setiap keluarga Yahudi menyiapkan sebuah pondok sementara yang terdiri atas tiga dinding dan beratapkan ranting-ranting. Mereka juga membawa empat jenis tanaman, yakni buah limau, ranting-ranting pohon dedalu (willow), daun palem, dan cabang pohon myrtle untuk diberkati di dalam sukkah tersebut.[9] Keempat jenis tanaman ini diasosiasikan dengan air yang mengalir dan datangnya hujan yang memberikan kehidupan.[10] Sukkah yang dibuat perlu memenuhi beberapa kriteria berikut :
  • Berdinding 3 dan tahan terhadap angin yang cukup kencang.
  • Atapnya dibuat terakhir dan dibuat oleh bahan-bahan yang berasal dari tanaman.
  • Bagian atapnya tidak boleh terlalu rapat sehingga orang yang ada di dalamnya masih bisa melihat bintang.
Pemberkatan dilakukan di dalam sinagoga,[11] yaitu dengan membawa sebuah ikatan yang terdiri dari buah limau, ranting pohon Willow, daun palem, dan cabang pohon myrtle yang sama dengan yang mereka persiapkan untuk diberkati di dalam sukkah. Ikatan tersebut dilambai-lambaikan sambil berdoa untuk memastikan keramahan mereka memengaruhi kehidupan mereka. Selain itu, diangkat pula doa-doa untuk turunnya hujan sebagai berkat bagi seluruh makhluk yang ada di bumi.[12]
Selama hari raya ini berlangsung, umat Yahudi diharuskan untuk makan bersama di dalam pondok (sukkah) tersebut dan menghabiskan sepanjang hari mereka di dalamnya,[13] namun dalam masyarakat Yahudi modern, umumnya mereka hanya melaksanakan ritual makan bersama saja dan tidak menghabiskan seluruh waktu mereka di dalam sukkah tersebut. Apabila hujan besar turun, mereka diperbolehkan untuk tidak melakukan ritual makan di dalam sukkah ini. Para keluarga Yahudi juga diajak untuk berkumpul dengan sanak saudara dan teman-teman mereka dan merayakan hari raya ini bersama-sama.[14]
Yang dilakukan dalam perayaan hari Raya Pondok Daun Ini adalah bahwa setiap keluarga Yahudi membangun sebuah pondok berdinding tiga dan memiliki atap yang terbuat dari ranting palem dan dedaunan. Dipercayai bahwa pondok-pondok tersebut disiapkan untuk menyambut tujuh tamu mistis, yaitu Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Yusuf, dan Daud. Tujuh tamu misis ini dipercaya akan datang ke pondok yang dibuat itu selama festival tersebut berlangsung.[15] Namun, kaum Samaria memiliki cara yang sedikit berbeda dalam merayakan hari raya ini. Mereka membangun pondok (Ibrani: “sukkah”) di dalam rumah mereka. Selain itu, pondok “sukkah” yang mereka bangun tidak memiliki dinding, melainkan hanya atap tempat menggantung buah-buahan.[16]
C.     Pembahasan Per Kitab
Beberapa Kitab menuliskan tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun, yaitu dalam Kitab Imamat, Ulangan, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Zakaria yang akan diuraikan sebagai berikut:
C.1. Imamat
Kitab Imamat merupakan kitab yang merupakan kelanjutan dari pokok pembahasan Kitab Keluaran, namun kitab ini merupakan kesatuan yang berdiri sendiri. Walaupun bagi orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya, wayyigrã” yaitu “Dan Dia memanggil”, sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi yang memberikan nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompok kata pertamanya. Namun, pemakaian kata Dan pada awal dari kitab ini tidak berarti bahwa isi dari kitab ini merupakan lampiran dari sebuah kitab lainnya. Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus. Judul bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal dari kata Levitikon atau “mengenai orang-orang Lewi”, judul yang terdapat di LXX.[17]
Kitab Imamat menyajikan rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaimana menghampiri Dia dengan cara yang kudus. Penekanan khusus diberikan kepada tugas keimaman untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini penuh hormat dan kudus. Dengan demikian kitab ini membahas jabatan imam atau jabatan orang Lewi”. Secara khusus yang dibahas dipaper ini adalah tentang perintah untuk mengadakan perayaan Hari Raya Pondok Daun.
Kitab Imamat sendiri secara berkesinambungan menekankan peranan Musa dalam mencatat peraturan-peraturan yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk ibadah yang benar di dalam upacara-upacara di Kemah Suci. Kenyataan bahwa tentu sudah harus ada peraturan-peraturan sebelum bisa ada ibadah yang teratur oleh para imam dan bangsa itu mengharuskan adanya kekuatan pengendali yang sentral dan waktu yang telah ditentukan. Kita dapat memahami kenyataan ini secara paling baik di dalam peranan Musa dalam meresmikan ibadah di Kemah Suci. Bangsa-bangsa pada zaman Musa telah memiliki berbagai tata ibadah yang pasti dan rinci jauh sebelum mereka tampil sebagai suatu bangsa yang mapan (mempunyai tempat). Jadi peraturan berbagai tata ibadah untuk penyembahan Allah yang dilakukan bangsa Israel sudah pasti dan tertata sejak awal adanya perintah dan ketetapan dari Allah, ketika mereka berada dipadang gurun. Peraturan ini sudah pasti dan bukan merupakan sebuah hasil evolusi bertahap.
Dalam Kitab Imamat muncul pertama kali perintah melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun (Imamat 23:34). Allah memberikan perintah ini kepada bangsa Israel melalui hambaNya, Musa. Pada Imamat 23: 34, 39-44 diterangkan secara lengkap mengenahi perintah Allah terhadap Bangsa Israel untuk melakukan perayaan Hari Raya Pondok Daun.
Dalam Imamat 23: 34, 39-44, Hari Raya Pondok Daun harus dilakukan pada hari ke 15 pada bulan ke 7. Bulan ketujuh menurut kalender Yahudi adalah bulan Tisyri.[18] Perayaan Hari Raya Pondok Daun ini dilaksanakan selama 7 hari dan dilaksanakan sekali dalam setahun. Perayaan ini adalah suatu ketetapan dari Tuhan bagi bangsa Israel dan kepada seluruh keturunnya turun – temurun dengan tujuan agar mereka selalu megingat akan karya Allah yang telah dilakukan kepada bangsa Israel.
Perayaan Hari Raya Pondok Daun ini harus dilaksanakan dengan bersukaria dihadapan Tuhan, yaitu dengan melakukan hal – hal sebagai berikut:
Pada hari pertama:
·         Mengadakan perhentian penuh dari segala kegiatan
·         Mengambil buah – buah dari pohon – pohon yang elok, pelepah – pelepah pohon korma, ranting – ranting dari pohon – pohon yang rimbun, dan dari pohon – pohon gandurasa. Harus dengan sukaria dihadapan Allah.
·         Membangun pondok – pondok daun dan tinggal didalam pondok – pondok daun tersebut 7 hari lamanya.
Pada hari ke delapan:
Pada hari ini adalah hari terakhir dalam perayaan Hari Raya Pondok Daun. Semua orang Israel juga harus melaksanakan perhentian penuh dari segala pekerjaan seperti pada hari yang pertama.
Tujuan dari perayaan Hari Raya Pondok Daun adalah supaya diketahui oleh keturunan orang Israel bahwa Allah telah menyuruh orang Israel tinggal didalam pondok dipadang gurun selama sekitar 40 tahun. Ini merupakan suatu peringatan ketika Allah menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir dan supaya keturunan orang – orang Israel mengetahui Allah Israel.
C.2. Ulangan
Kitab Ulangan adalah Kitab yang mengisahkan kembali bagaimana Tuhan sudah membaawa bangsa Israel keluar dari Mesir, menyatakan diriNya di Sinai, dan membawa mereka ke negeri yang dijanjikanNya kepada Abraham, nenek moyang mereka.[19] Dalam bagian kitab ini juga terdapat perkataan – perkataan yang menunjukkan masa peralihan kepemimpinan Musa kepada Yosua.[20]
Judul kitab ini merupakan terjemahan dari judul bahasa Inggrisnya yang tampaknya berlandaskan pada sebuah kesalahan terjemahan atas frasa, yaitu “salinan hukum ini (Ul 17:18) tetapi oleh LXX menjadi to deuterononiion touto (hukum yang kedua ini). Judul Ibrani aslinya ialah devdrina (perkataan-perkataan) yang berasal dari kebiasaan memakai kata - kata pembukaan sebuah kitab sebagai judulnya. Ulangan dibuka dengan pernyataan, Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa (Ul 1:1). Karena perjanjian-perjanjian kuno antara kerajaan yang kalah perang dengan kerajaan yang mengalahkannya dimulai dengan cara persis ini, judul Ibrani ini mengarahkan perhatian kita pada salah satu petunjuk yang mengidentifikasi jenis penulisan kitab ini.  Jadi dari analisa judul ini dan kaitannya dengan perayaan Hari Raya Pondok daun adalah bahwa penulisan tentang Hari Raya Pondok Daun ini merupakan pengulangan dari apa yang sudah ada sebelumnya, yaitu dalam Kitab Imamat. Karena Imamat adalah menuliskan pertama kali bagaimana bangsa Israel mendapatkan perintah untuk salah satunya mengadakan perayaan Hari Raya Pondok Daun.
Peristiwa Historis dari kitab Ulangan dapat ditafsirkan secara memadai hanya dalam kerangka pelaksanaan perjanjian penebusan Allah. Janji-janji yang diberikan kepada para leluhur dan akhirnya betul-betul digenapi di dalam Kristus pernah mengalami penggenapan sebagai lambang dan bersifat sementara dalam berbagai perjanjian dengan Israel yang dilaksanakan melalui Musa. Dengan Perjanjian Sinai teokrasi didirikan, dengan Musa sebagai wakil Tuhan sebagai raja atas Israel di dunia. Kemudian, ketika angkatan pemberontak yang keluar dari Mesir telah meninggal semua di padang gurun dan kematian Musa sudah dekat, perjanjian itu perlu dibaharui dengan angkatan yang baru. Upacara inti yang menentukan ialah penahbisan umat yang adalah hamba Tuhan tersebut melalui suatu sumpah kepada Tuhan mereka. Khususnya, pemerintahan Allah yang secara simbolis diwakili oleh dinasti perantara itu harus ditegaskan dengan memperoleh komitmen Israel untuk menaati Yosua sebagai pengganti Musa di dalam rantai dinasti tersebut.
Bagian dari prosedur baku yang diikuti di Timur Dekat kuno ketika raja-raja agung memberikan perjanjian kepada bangsa-bangsa yang dikuasainya ialah dipersiapkannya sebuah teks upacara sebagai dokumen perjanjian dan saksi. Kitab Ulangan merupakan dokumen yang dipersiapkan Musa sebagai saksi atas perjanjian turun-temurun yang diberikan Tuhan kepada Israel di dataran Moab (Ul 31:26).
Mengenahi perintah melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok daun tercatat dalam Ulangan 16:13-17. Menurut bagian ini, Hari Raya Pondok Daun adalah hari raya pengumpulan hasil. Hari Raya ini menandai akhir tahun pertanian setelah menuai gandum dan setelah selesai pengumpulan hasil pengirikan dan tempat pemerasan[21]. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan Israel bahwa hidupnya bersandar pada penyelamatan Ilahi yang pada akhirnya mengandung pengampunan dosa (2 Taw 30:22), sehingga demikian hari raya ini dibedakan dari perayaan – perayaan menuai bangsa kafir.[22]
Seperti yang terdapat dalam kitab Imamat, perayaan Hari Raya Pondok Daun ini dilaksanakan selama 7 hari. Semua orang, baik laki – laki maupun perempuan, tua maupun muda harus bersukaria menghadap Tuhan. Namun pada kitab Ulangan ini tidak diberikan secara jelas dimana harus melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun ini, dalam Ulangan 16:14 hanya dikatakan perayaan ini dilakukan ditempat yang dipilih Tuhan. namun jika mengacu pada Imamat, maka tempat ini adalah tempat yang sudah ditetapkan Tuhan dari semula, yaitu pada pondok – pondok yang terbuat dari ranting – ranting dan daun – daun. Didalam perayaan ini bangsa Israel harus datang kepada Tuhan dengan tangan yang membawa persembahan hasil berkat yang diberikan Tuhan (Ul 16:16-17).
C.3. 2 Tawarikh
Dalam Kitab 2 Tawarikh 7:8-9 disebutkan mengenahi perayaan Hari Raya Pondok Daun. Dalam bagian ini menceritakan sejarah tentang pelaksanaan perayaan Hari Raya Pondok Daun oleh Raja Salomo yang memerintah Israel. Kitab ini merupakan kitab sejarah yang menceritakan kembali sejarah Israel dari bapak leluhur sampai jatuhnya kerajaan selatan, yaitu Yehuda ketangan Babel. Kitab ini ditujukan kepada bangsa Israel yang telah kembali setelah pembuangan.[23] Dikisahkan dalam kitab ini bahwa Salomo melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun ini berdasakan perintah yang telah diberikan Musa (2 Taw 8:13). Jadi perayaan Hari Raya Pondok Daun yang dimaksud dalam kitab 2 Tawarikh ini adalah sama seperti yang tercapat pada perintah mula – mula Allah kepada bangsa Israel melalui musa yang tercatat dalam Keluaran 23:14.
Kitab-kitab ini mencatat rangkaian peristiwa hingga Koresy mengeluarkan ketetapan pada tahun 538 sM yang berisi izin bagi orang-orang Yahudi untuk kembali ke tanah kelahiran mereka (2 Taw 36:22). Ezra yang menjadi pemimpin kembalinya bangsa Israel dari pembuangan dalam masa ini mempunyai semangat untuk memantapkan Taurat Musa (zr 7:10) telah membuatnya kembali dari Babel ke tengah-tengah masyarakat Yahudi di Palestina pada tahun 458 sM. Ezra langsung mengambil sejumlah tindakan untuk menghidupkan kembali penyembahan di Bait Allah (Ezr 7:19-23,27; 8:33,34) dan untuk meniadakan pernikahan campur yang telah dilakukan oleh sejumlah orang Yahudi dengan para tetangga mereka yang kafir (Ezr 9; 10). Dalam kaitan dengan kekuasaan besar yang diberikan kepada Ezra oleh raja Persia (Ezr 7:18,25), Ezra rupanya merupakan orang yang mengawali dibangunnya kembali tembok-tembok pelindung Yerusalem (Ezr 4:8-16). Baru setelah Ezra didampingi oleh Nehemia pada tahun 444 sM, tembok-tembok Yerusalem sungguh-sungguh dibangun kembali (Ezr 4:17-23; Neh 6:15,16) dan Taurat Musa diakui sepenuhnya oleh masyarakat (Neh 8). Tetapi nampak jelas bahwa tujuan penulisan Tawarikh ialah pembangunan kembali teokrasi.
C.4. Ezra
Dalam Kitab Ezra ini juga diceritakan tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun. Ditengah – tengah kondisi orang – orang Yahudi yang baru saja kembali ke tanah air dimana mereka masih mengalami ketakutan terhadap penduduk setempat, mereka tetap tidak melalaikan apa yang menjadi peritah Tuhan, salah satunya adalah melakukan perayaan Hari Raya Pondok Daun. Enam pasal pertama meliput rangkaian peristiwa selama dua atau tiga tahun pertama pemerintahan Raja Koresy (538-530 sM) dan enam tahun pertama dari masa pemerintahan Raja Darius I (521-486 sM).
Kitab Ezra mencatat penggenapan janji Allah kepada bangsa Israel melalui Yeremia bahwa Dia akan membawa mereka kembali ke negeri mereka sesudah pembuangan selama tujuh puluh tahun. Melalui pertolongan dan perlindungan tiga orang raja Persia (Koresy, Darius dan Artahsasta) dan kepemimpinan tokoh-tokoh Yahudi yang perkasa seperti Zerubabel. Yosua, Hagai, Zakharia dan Ezra, pembangunan kembali Bait Suci dapat diselesaikan dan penyembahan yang benar di Yerusalem dapat dipulihkan.
Jadi pelaksanaan perayaan Hari Raya Pondok Daun dalam kitab Ezra 3:4 dilaksanakan oleh orang – orang Yahudi yang telah kembali ketanah air setelah melewati masa 70 tahun pembuangan di Babel. Mereka tetap mmengadakan perayaan Hari Raya Pondok Daun walaupun situasi mereka masih mengalami ketakutan dengan penduduk setempat, karena mereka masih baru datang dari pembuangan. Disamping itu, pelaksanaan hari raya ini juga dengan tujuan memperoleh perlindungan dari Tuhan, mereka mencoba mendapat jaminan perlindungan terhadap penduduk negeri , yaitu penduduk yang senantiasa menentang setiap upaya pemulihan kembali kejayaan Yerusalem.[24]
C.5. Nehemia
Hari Raya Pondok Daun tercatat dalam kitab Nehemia 8:1-19. Perayaan Hari Raya Pondok Daun ini dilakukan setelah diselesaikannya pembangunan kembali tembok Yerusalem yang dipimpin oleh Nehemia. Nehemia adalah juru minuman raja Artahsasta I, putra Ahasyweros dari Ester. Pada musim semi tahun 457 sM, Ezra memimpin sebuah ekspedisi orang Yahudi kembali ke Yerusalem dengan restu Artahsasta, dan pada musim semi berikutnya dia sudah menyelesaikan pengujian orang-orang Yudea yang menikahi perempuan asing (Ezr 10).
Ezra juga melakukan kebangunan rohani mengenahi usaha di pihak orang Yahudi untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Kejadian ini menimbulkan amarah Rehum dan Simsai yang menulis sebuah surat tuduhan kepada Artahsasta (Ezr 4:7-16). Kemudian raja memerintahkan untuk menghentikan pekerjaan itu hingga dikeluarkan ketetapan lain (Ezr 4:21). Sesudah Rehum dan Simsai menerima keputusan tersebut dari sang raja mereka langsung bergegas menuju ke Yerusalem dan “dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan” pekerjaan mereka, mungkin dengan merobohkan kembali tembok yang telah mulai dibangun dan membakar pintu-pintu gerbang (Ezr 4:23, Neh 1:3). Berita tentang malapetaka inilah yang mengejutkan Nehemia dan membuatnya berlutut di hadapan Allah.
Kemudian Nehemia dipercaya Allah untuk menjalankan tugas untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah dirobohkan oleh Rehum dan Simsai. Kitab Nehemia meliput jangka waktu sekitar paling sedikit dua puluh tahun dari Desember 445 sM hingga 425 sM pada saat Nehemia meninggalkan Babel untuk membersihkan Yerusalem dan seluruh provinsi itu dari berbagai kejahatan yang merajalela sejak ditinggalkan olehnya pada tahun 432 sM. Karier Ezra dan Nehemia bertumpang tindih, sebagaimana dapat dilihat dari Nehemia 7:73-8:8, 12:26. Sangat mungkin bahwa Maleakhi bernubuat pada zaman Nehemia menjadi gubernur, sebab banyak kejahatan yang dikecam olehnya dijumpai menonjol di dalam Kitab Nehemia.
Setelah selesai membangun kembali tembok Yerusalem dilaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun. Hari Raya ini merupakan hari raya bangsa Israel yang sudah turun temurun dilaksanakan karena merupakan perintah dari Allah. Perayaan Hari Raya Pondok Daun dalam kitab Nehemia tercatat dalam Nehemia 8:1-19 yang kronologinya sebagai berikut:
Hari pertama
·         Semua rakyat (bangsa Israel) berkumpul dihalaman depan pintu gerbang Air.
Halaman pintu gerbang air berbentuk persegi dan terletak diluar area Bait Allah. Areanya cukup luas untuk menampung orang – orang yang datang, termasuk orang – orang yang dilarang datang ke Bait Allah.[25]
·         Ezra membawa Kitab Taurat Musa dan membacakannya.
·         Ezra berdiri dimimbar kayu dan lebih tinggi dari umat.
Dikanan Ezra berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia, dan Maaseya.
Dikiri Ezra berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasun, Hasbadana, Zakharia, dan Mesulam.
·         Semua umat berdiri.
·         Ezra membuka kitab Taurat Musa.
·         Ezra membaca kitab tersebut.
Pembacaan ini dilakukan didepan seluruh umat.
Ezra membacakan beberapa bagian dari pagi hingga tengah hari.
·         Umat mendengarkan dengan penuh perhatian.
·         Ezra memuji Tuhan; “Allah Yang Maha Besar”.
Umat menyambut dengan; “Amin, Amin” dengan mengangkat tangan.
Umat berlutut dan sujud menyembah Tuhan sampai muka ketanah.
·         Diberikan pengajaran Taurat dan Taurat dibacakan dengan jelas disertai keterangan – keterangan sehingga dapat dimengerti dengan mudah.
·         Seruan untuk bersukacita.
Mereka makan dan minum bersama – sama serta membagi – bagikan makanan.
Hari Kedua
·         Seluruh kepala keluarga berkumpul pada Ezra dan menelaah kalimat – kalimat Taurat.
Didapati perintah untuk Israel tinggal dipondok – pondok pada hari raya bulan ketujuh.
Didapati perintah untuk pergi kegunung mengambil daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma, dan daun pohon – pohon yang rimbun guna membuat pondok – pondok.
·         Umat pergi kegunung mengambil daun – daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma, dan daun pohon – pohon yang rimbun.
·         Umat membuat pondok – pondok daun.
Pembuatan pondok – pondok ini ada yang diatap rumah, dipekarangan rumah, dipelataran – pelataran rumah Allah, dilapangan pintu gerbang Air, dan dilapangan pintu gerbang Efraim.
Kemudian umat tinggal dipondok yang dibuat selama tujuh hari dan pada hari kedelapan ada pertemuan raya.
C.6. Zakaria
Didalam Kitab Zakaria, perayaan Hari Raya Pondok Daun ini nampaknya berbeda, yaitu tenrnyata tidak hanya dikhususkan bagi bangsa Israel saja, melainkan juga ditujukan kepada semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem (Zakaria:14:16). Mereka semua, yaitu bangsa – bangsa lain yang pernah menyerang Yerusalem datang tahun demi tahun untuk menyembah Raja, yaitu Tuhan semesta alam.
Nampaknya tidak melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun bagi Mesir dan bangsa – bangsa lain yang pernah menyerang Yerusalem menimbulkan suatu hukuman dari Tuhan. Dalam Zakharia 14:17-19 dikatakan bahwa bila kaum – kaum dibumi tidak datang ke Yerusalem untuk menyembah Raja, Tuhan semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka akan turun tulah kepada bangsa – bangsa yang tidak datang untuk merayakan Hari Raya Pondok Daun.
Jadi perayaan Hari Raya Pondok Daun bagi kaum bukan Israel, yaitu kaum Mesir dan bangsa – bangsa lain bukanlah perayaan pengucapan syukur seperti yang dilaksanakan oleh bangsa Israel, melainkan perayaan untuk perlindungan supaya tidak datang hukuman.
D.    Makna Perayaan Hari Raya Pondok Daun
Hari Raya Pondok Daun adalah hari raya yang sangat penting bagi umat Israel. Hari Raya ini mengingatkan Israel akan karya Allah dalam sejarah kehidupan yang telah terjadi pada nenek moyangnya, yaitu ketika Allah membebaskan dan menuntun mereka keluar dari tanah Mesir, memelihara mereka dengan setia, dan sampai akhirnya sampai ketanah perjanjian Kanaan.
Hari Raya Pondok Daun ini adalah perintah Allah secara langsung. Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah yang senantiasa dipelihara dan dijaga Allah dengan penuh kaih setia. Penyertaan Allah kepada bangsa Israel saat keluar dari Mesir tidak habis – habisnya. Ketika dipadang gurun Sinai kepada bangsa Israel melalui Musa Allah memerintahkan mereka membuat pondok – pondok dari ranting – ranting dan daun – daun sebagai tempat tinggal. Adalah suatu yang luar biasa ketika mereka bertahan dalam kondisi seperti ini selama 40 tahun. Semua adalah karena pemeliharaan Tuhan.
Perayaan Hari Raya Pondok Daun harus dilaksanakan turun – temurun. Bangsa Israel harus melaksanakan dan mengajarkan perayaan Hari Raya Pondok Daun kepada seluruh keturunannya agar seluruh keturunan – keturunan yang tidak mengalami langsung penyertaan Allah dalam perjalanan keluar dari tanah Mesir tahu dan selalu mengingat akan karya Allah yang besar ini, serta kemudian memelihara perintah ini dengan melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun sesuai dengan perintah dan ketetapan Allah.
Dari seluruh penelitian mengenahi Perayaan Hari Raya Pondok Daun didapatkan sebuah makna yang sangat mendalam, yaitu bahwa Allah menginginkan setiap umatNya selalu memelihara dan melaksanakan perintah – perintahNya dengan baik, dengan taat dan setia. Allah tidak menginginkan umatNya melupakan karya pertolongan Allah yang besar yang telah dikerjakan untuk umatNya, Allah menginginkan bahwa seluruh umatNya senantiasa mengingat selalu akan karya Allah disepanjang sejarah hidupnya dan memeliharanya turun temurun.


KESIMPULAN

Hari Raya Pondok Daun (Ibrani: סוכות or סֻכּוֹת, “sukkōt”) atau perayaan Tabernakel adalah sebuah Hari Raya Yahudi atau umat Israel. Hari Raya Pondok Daun ini adalah salah satu dari tiga hari raya peziarahan bagi bangsa Israel selain dari Paskah (Ibrani: Pesakh, Inggris: Passover) dan Pentakosta/ Hari Raya Pemberian Torah (Ulangan 16:9-10. Ibrani: Shavout, Inggris: Pentecost). Hari raya ini dilaksanakan oleh bangsa Israel/ orang Yahudi untuk mengingat akan karya Allah dalam sejarah kehidupan nenek moyangnya, yaitu ketika mengembara dipadang gurun dan tinggal dalam pondok – pondok dari ranting – ranting dan dedaunan.
Hari Raya Pondok Daun merupakan perayaan Hari Raya pengucapan syukur. Perayaan ini dilaksanakan selama tujuh hari, yaitu pada tanggal 15 -21 bulan Tisyri atau pada bulan purnama diantara tanggal 20 September dan 19 Oktober.  Selama perayaan ini mereka tinggal dalam pondok – pondok daun yang telah mereka buat. Mereka harus mengumpulkan hasil panen mereka dan bersuka cita dengan makan bersama dan membagi – bagikan makanan.
Beberapa Kitab menuliskan tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun, yaitu dalam Kitab Imamat, Ulangan, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Zakaria. Kitab Imamat menceritakan tentang perintah pertama kali untuk melakukan perayaan hari Raya Pondok Daun. Kitab Ulangan merupakan penulisan ulang tentang perintah – perintah dan peraturan – peraturan Allah kepada generasi kedua bangsa Israel agar mereka tetap mengingat akan apa yang sudah terjadi pada nenek moyang mereka, salah satunya perintah untuk melaksanakan Hari Raya Pondok Daun.  Kitab 2 Tawarikh menceritakan sejarah tentang pelaksanaan perayaan Hari Raya Pondok Daun oleh Raja Salomo yang memerintah Israel. Kitab Ezra diceritakan tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun ditengah – tengah kondisi orang – orang Yahudi yang baru saja kembali ke tanah air dimana mereka masih mengalami ketakutan terhadap penduduk setempat, mereka tetap tidak melalaikan apa yang menjadi peritah Tuhan, salah satunya adalah melakukan perayaan Hari Raya Pondok Daun. Kitab Nehemia diceritakan Perayaan Hari Raya Pondok Daun dilakukan setelah diselesaikannya pembangunan kembali tembok Yerusalem yang dipimpin oleh Nehemia. Dan yang terakhir dalam Kitab Zakharia tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun tidak hanya dikhususkan bagi bangsa Israel saja, melainkan juga ditujukan kepada semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem (Zakaria:14:16). Bangsa – bangsa yang pernah menyerang Yerusalem dan  bangsa Mesir yang tidak mau melakukan perayaan Hari Raya Pondok Daun akan mendapatkan hukuman.
Mempelajari tentang Hari Raya Pondok Daun dan makna – makna yang terkandung didalamnya mengingatkan bahwa Allah menginginkan setiap umatNya selalu memelihara dan melaksanakan perintah – perintahNya dengan baik, dengan taat dan setia. Allah tidak menginginkan umatNya melupakan karya pertolongan Allah yang besar yang telah dikerjakan untuk umatNya, Allah menginginkan bahwa seluruh umatNya senantiasa mengingat akan karya Allah dan memeliharanya turun temurun.

REFERENSI

Eckstein, Rabbi Yechiel. How Firm A Foundation: A Gift Of Jewish Wisdom For Christian And Jews. USA: Paraclete Press, 1997.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Sabda Electronik: OLB Versi Indonesia 4.13.02, 2011.
Heusner, Jacob., Alan J. Avery Peck dan William Scott Green. The Encyclopedia of Judaism. New York: The Continuum Publishing Company,1999.
Hill, Andrew E., John H. Walton. Survey Perjanjian Lama. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1998.
Levi, Shonie B., Sylvia R. Kaplan. Guide For The Jewish Homemaker. New York City: Schocken Books, 1968.
Morrill, Ann. Thanksgiving and Other Harvest Festivals. China: print Matters. Inc, 2009.
Pummer, Reinhard. The Samaritans. Belanda: E.J.Brill, 1987.
Rachman, Rasid. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
Robinson, George. Essential Judaism: a complete guide to beliefs, customs and rituals. New York: Pocket Books, 2000.
Sagala. Herlise, Catatan Kelas: Teologi Perjanjian Lama. Bandung: STTB, 2014.
Strassfeld, Michael. The Jewish Holodays: A Guide & Comentarary. USA: Harper & Row Publisher. Inc, 1985.
Tafsiran Alkitab Masa Kini 1: Kejadian – Ester. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1983.
Tafsiran Wycliffe. Sabda Electronik: OLB Versi Indonesia 4.13.02, 2011.
Werblowsky, R.J. Zwi., Geoffry Wigoder. The Oxford Dictionary of The Jewish Religion. New York: Oxford University Press, 1997.




[1] Shonie B. Levi, Sylvia R. Kaplan, Guide For The Jewish Homemaker (New York City: Schocken Books, 1968), 97.
[2] Rasid. Rachman, Hari Raya Liturgi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 22.
[3] Rabbi. Yechiel Eckstein, How Firm A Foundation: A Gift Of Jewish Wisdom For Christian And Jews (USA: Paraclete Press, 1997), 93. Yom Kipur atau hari raya penebusan merupakan merupakan hari suci paling khidmat bagi Israel. Dilaksanakan pada hari ke- 10 bulan ke-7 (Tisyri, yaitu September/Oktober). Umat Israel dilarang melakukan segala jenis pekerjaan dan semua orang diperintahkan untuk benar-benar berpuasa. Tujuan Perayaan Yom Kipur ini adalah sebagai suatu peringatan bahwa pengorbanan yg dilakukan di atas mezbah setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan tidaklah cukup untuk meniadakan dosa. Pada saat pemuja mempersembahkan korban bakaran mereka harus berdiri jauh, tidak boleh mendekati kehadiran Allah yang suci, yang dinyatakan antara kerub di tempat mahasuci. Hanya pada hari ini saja dari setiap tahun, darah tebusan dibawa ke tempat mahasuci, ruang singgasana yg suci, oleh Imam Besar mewakili bangsanya. Pelaksanaan Yom Kipur ini adalah untuk mengadakan pendamaian karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka (Im 16:16). Pendamaian pertama-tama diadakan untuk para imam karena pengantara Tuhan dengan umat-Nya harus tahir. Tempat Suci pun ditahirkan, karena tempat itu pun dianggap telah dikotori oleh kehadiran dan pelayanan orang-orang berdosa. Lihat Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Hari Raya Pendamaian (Sabda Electronik: OLB Versi Indonesia 4.13.02, 2011).
[4] Ada beberapa referensi yang mengatakan bahwa perayaan Hari Raya Pondok Daun ini tidak hanya 7 hari tetapi 9 hari atau 8 hari di Israel. Lihat Catatan Kelas Herlise Sagala, Teologi Perjanjian Lama (Bandung: STTB, 2014), 62 dan Rabbi. Yechiel Eckstein, How Firm A Foundation: A Gift Of Jewish Wisdom For Christian And Jews (USA: Paraclete Press, 1997), 93.
[5] Michael. Strassfeld, The Jewish Holodays: A Guide & Comentarary (USA: Harper & Row Publisher. Inc, 1985), 125.
[6] Ibid. Rasid Rachman, 22.
[7] R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder, The Oxford Dictionary of The Jewish Religion (New York: Oxford University Press, 1997), 659-660.
[8] George. Robinson, Essential Judaism: a complete guide to beliefs, customs and rituals (New York: Pocket Books, 2000).
[9] Ann. Morrill, Thanksgiving and Other Harvest Festivals (China: print Matters. Inc, 2009), 21-23.
[10] Jacob. Heusner, Alan J. Avery Peck dan William Scott Green, The Encyclopedia of Judaism (New York: The Continuum Publishing Company,1999) 46-47.
[11] “Sinagoga” adalah tempat diadakannya pertemuan – pertemuan agama Yahudi. Lihat Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Sinagoge (Sabda Electronik: OLB Versi Indonesia 4.13.02, 2011).
[12] Ibid.
[13] Ibid. R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder, 659-660.
[14] George. Robinson, Essential Judaism: a complete guide to beliefs, customs and rituals (New York: Pocket Books, 2000).
[15] Ibid. Rasid Rachman, 22.
[16] Reinhard. Pummer,The Samaritans (Belanda: E.J.Brill, 1987), 23.
[17] Tafsiran Wycliffe, Kitab Imamat (Sabda Electronik: OLB Versi Indonesia 4.13.02, 2011).
[18]  Ibid. Rasid Rachman, 21.
[19]  Andrew E. Hill. John H. Walton, Survey Perjanjian Lama (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1998), 228.
[20] Ibid. 230.
[21] Tempat pemerasan ini kemungkinan adalah tempat pemerasan anggur. Panen anggur dilakukan pada hari ke-15 bulan ke-7 (Imamat 23:33-36), sekitar bulan Oktober. Lihat Alkitab Edisi Studi: Ulangan 16:13 (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011), 307.
[22] Tafsiran Alkitab Masa Kini 1: Kejadian – Ester (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1983), 326.
[23] Ibid. Andrew E. Hill. John H. Walton, 348.
[24] Ibid. Tafsiran Alkitab Masa Kini 1: Kejadian – Ester, 651.

[25] Ibid. Alkitab Edisi Studi: Nehemia 8:2, 744.

1 komentar:

  1. hari raya pondok daun untuk memperingati 40 tahun pengembaraan di padang gurun jaman nabi Musa

    BalasHapus