HARI RAYA PONDOK DAUN
DALAM PERJANJIAN LAMA
Oleh Astri Kristiani
PENDAHULUAN
Hari Raya Pondok Daun adalah salah satu hari raya yang
dilaksanakan oleh bangsa Israel. Hari raya ini dilakukan karena merupakan
sebuah perintah dari Tuhan secara langsung kepada bangsa Israel melalui Musa
(Imamat 23:33-34), yaitu sebagai pengingat bagi bangsa Israel
mengenai pengembaraan yang mereka lakukan di padang gurun ketika keluar dari
tanah Mesir (Imamat 29). Pada masa pengembaraan, umat Israel tinggal dalam
pondok-pondok sementara, yang pada perayaan ini direpresentasikan dengan sebuah
pondok (Ibrani: sukkah).
Hari Raya Pondok Daun ini harus dilaksanakan secara turun temurun (Immamat
23:41). Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk memperingati setiap kejadian
yang mereka alami bersama dengan Tuhan supaya bangsa Israel dan seluruh
keturunannya selalu mengingat akan karya Tuhan dalam kehidupan mereka. Tuhan
menginginkan kepada seluruh keturunan bangsa Israel untuk selalu mengingat
pertolongan Tuhan, yaitu ketika Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan Mesir
walaupun kemungkinan keturunan – keturunan Israel tidak mengalami secara
langsung.
Penetapan dan Peraturan Hari Raya Pondok Daun adalah dari Tuhan melalui
Musa. Ketika Musa menghadap Tuhan digunung Sinai, yaitu setelah bulan ketiga
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Tuhan sendiri berfirman kepada Musa
tentang banyak hal, salah satunya adalah mengenahi peringatan hari raya. Firman
Tuhan yang disampaikan kepada Musa digunung Sinai ini harus disampaikan kepada
bangsa Israel dan dilaksanakan turun temurun (Keluaran 19).
Dalam Perjanjian Lama, tentang Hari Raya Pondok Daun terdapat dalam
beberapa Alkitab yaitu dalam kitab Imamat,
Ulangan, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Zakaria. Dalam setiap Alkitab memiliki
latar belakang penulisan tentang Hari Raya Pondok Daun yang berbeda – beda
sesuai dengan zamannya. Namun ada hal esensi dari perayaan Hari Raya Pondok
Daun senantiasa terpelihara, yaitu maknanya
sebagai pengingat – ingat akan karya Tuhan dalam sejarah kehidupan Israel. Dalam
paper ini akan didiskripsikan mengenahi hari Raya Pondok Daun dalam Kitab PL, yang
akan diambil dari beberapa kitab, yaitu; dalam Imamat, Ulangan, 2 Tawarikh,
Ezra, Nehemia, dan zakaria. Kemudian didapatkan makna perayaan Hari Raya Pondok
Daun.
ISI
HARI RAYA PONDOK DAUN
A. Latar Belakang
Hari Raya
Pondok Daun (Ibrani: סוכות or סֻכּוֹת, “sukkōt”) atau
perayaan Tabernakel adalah
sebuah Hari Raya Yahudi atau umat Israel. Hari raya ini merupakan suatu hari
raya peringatan akan pengembaraan mereka dipadang gurun ketika mereka berkemah
dipondok – pondok (Imamat 23:43).[1]
Disamping itu Hari Raya Pondok Daun juga merupakan perayaan pengucapan syukur
bagi Israel atas pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka, yaitu melalui hasil
panen yang mereka dapatkan dan sambil mengenang sejarah mereka ketika belum
mempunyai tanah air.[2]
Mulanya, Allah
melalui Musa membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir untuk menuju tanah perjanjian Kanaan. Pembebasan ini adalah
suatu keajaiban Ilahi, dimana Allah sendiri bertindak dengan mujizat – mujizat
yang ada (Keluaran 1:1-12:36). Namun didalam perjalanan keluarnya bangsa Israel
dari Mesir dan menuju ke Kanaan mengalami banyak tantangan dan penderitaan yang
luar biasa, namun Tuhan memberi penyertaan yang ajaib.
Kemudian, Bangsa Israel atas pimpinan Musa
keluar dari Mesir dan menuju Kanaan. Namun dalam perjalanan ini Bangsa Israel
membutuhkan waktu yang sangat panjang karena adanya ketidak taatan mereka,
mereka mengembara dipadang gurun selama 40 tahun baru kemudian sampai di
perbatasan Kanaan. Walaupun didalam ketidak taatan dan persungutan mereka, Tuhan
tetap memberikan penyertaan yang luar biasa. Penyertaan yang terlihat menonjol
pertama adalah Tuhan menuntun bangsa Israel dengan tiang awan dan tiang api di
padang gurun (Keluaran 13:17-22). Penyertaan kedua adalah Bangsa Israel bisa
menyeberangi Laut Teberau dengan mujizat dari Tuhan, Laut Teberau terbelah dan
mereka bisa melewati dengan Laut Tersebut tanpa terkena bahaya, sedangkan
pasukan Mesir yang mengejar mereka mati karena terlibas air Laut teberau yang
sudah tertutup kembali. Penyertaan ketiga Tuhan memberikan minum mereka dengan
mengubah air pahit menjadi manis (Keluaran 15:22-23). Penyertaan keempat Tuhan
memberikan makanan yang turun langsung dari langit, yaitu mana dan burung puyuh
(Keluaran 16:1-36). Penyertaan yang kelima adalah Tuhan memberi kemenangan
mereka ketika berhadapan dengan orang – orang Amalek (Keluaran 17:8-16).
Akhirnya, sampailah
mereka di Padang Gurun Sinai dimana mereka mendapatkan perintah dari Tuhan
melalui Musa. Perintah ini adalah perintah yang pertama kali untuk melaksanakan
3 perayaan Hari Raya (Keluaran 23:14), tiga perayaan ini adalah Perayaan
Paskah, Perayaan Pentakosta, dan Perayaan Pondok Daun.
B. Waktu dan Cara Pelaksanaan
B.1. Waktu Pelaksanaan
Hari Raya Pondok Daun dirayakan
empat hari setelah perayaan Yom Kippur[3].
Perayaan ini dilaksanakan selama tujuh hari[4]
pada tanggal 15 -21 bulan Tisyri[5]
atau pada bulan purnama diantara tanggal 20 September dan 19 Oktober.[6]
Perayaan ini dalam bahasa Ibraninya disebut dengan "Sukkot"
karena aspek utama dari festival ini adalah sebuah pondok (sukkah).[7]
Perayaan ini adalah salah satu dari tiga hari raya peziarahan bagi bangsa
Israel selain dari Paskah (Ibrani: Pesakh, Inggris: Passover) dan Pentakosta/ Hari Raya Pemberian Torah (Ulangan 16:9-10. Ibrani:
Shavout, Inggris: Pentecost).[8]
B.2. Cara Pelaksanaan
Sebelum festival ini dirayakan, setiap keluarga Yahudi menyiapkan sebuah
pondok sementara yang terdiri atas tiga dinding dan beratapkan ranting-ranting.
Mereka juga membawa empat jenis tanaman, yakni buah limau, ranting-ranting pohon dedalu (willow),
daun palem,
dan cabang pohon myrtle
untuk diberkati di dalam sukkah
tersebut.[9]
Keempat jenis tanaman ini diasosiasikan dengan air yang mengalir dan datangnya
hujan yang memberikan kehidupan.[10]
Sukkah yang dibuat perlu memenuhi beberapa kriteria berikut :
- Berdinding 3 dan tahan terhadap
angin yang cukup kencang.
- Atapnya dibuat terakhir dan dibuat
oleh bahan-bahan yang berasal dari tanaman.
- Bagian atapnya tidak boleh terlalu
rapat sehingga orang yang ada di dalamnya masih bisa melihat bintang.
Pemberkatan
dilakukan di dalam sinagoga,[11]
yaitu dengan membawa sebuah ikatan yang terdiri dari buah limau, ranting pohon
Willow, daun palem, dan cabang pohon myrtle yang sama dengan yang mereka
persiapkan untuk diberkati di dalam sukkah. Ikatan tersebut
dilambai-lambaikan sambil berdoa untuk memastikan keramahan mereka memengaruhi
kehidupan mereka. Selain itu, diangkat pula doa-doa untuk turunnya
hujan sebagai berkat bagi seluruh makhluk yang ada di bumi.[12]
Selama hari raya ini berlangsung, umat Yahudi diharuskan untuk makan
bersama di dalam pondok (sukkah) tersebut dan menghabiskan sepanjang
hari mereka di dalamnya,[13]
namun dalam masyarakat Yahudi modern, umumnya mereka hanya melaksanakan ritual
makan bersama saja dan tidak menghabiskan seluruh waktu mereka di dalam sukkah
tersebut. Apabila hujan besar turun, mereka diperbolehkan untuk
tidak melakukan ritual makan di dalam sukkah ini. Para
keluarga Yahudi juga diajak untuk berkumpul dengan sanak saudara dan
teman-teman mereka dan merayakan hari raya ini bersama-sama.[14]
Yang dilakukan dalam perayaan hari Raya Pondok Daun Ini adalah bahwa
setiap keluarga Yahudi membangun sebuah pondok berdinding tiga dan memiliki
atap yang terbuat dari ranting palem dan dedaunan. Dipercayai bahwa
pondok-pondok tersebut disiapkan untuk menyambut tujuh tamu mistis, yaitu
Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Yusuf, dan Daud. Tujuh tamu misis ini
dipercaya akan datang ke pondok yang dibuat itu selama festival tersebut berlangsung.[15]
Namun, kaum Samaria memiliki cara yang sedikit berbeda dalam merayakan hari
raya ini. Mereka membangun pondok (Ibrani: “sukkah”) di dalam rumah
mereka. Selain itu, pondok “sukkah” yang mereka bangun tidak memiliki
dinding, melainkan hanya atap tempat menggantung buah-buahan.[16]
C.
Pembahasan Per
Kitab
Beberapa Kitab
menuliskan tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun, yaitu dalam Kitab Imamat,
Ulangan, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Zakaria yang akan diuraikan sebagai
berikut:
C.1. Imamat
Kitab Imamat
merupakan kitab yang merupakan kelanjutan dari pokok
pembahasan Kitab Keluaran, namun kitab ini merupakan kesatuan yang berdiri
sendiri. Walaupun bagi
orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya, “wayyigrã” yaitu “Dan Dia memanggil”, sesuai dengan
kebiasaan orang Yahudi yang memberikan nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama
menurut kata atau kelompok kata pertamanya. Namun,
pemakaian kata “Dan” pada awal dari kitab
ini tidak berarti bahwa isi dari kitab ini merupakan lampiran dari sebuah kitab
lainnya. Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris “Leviticus”. Judul bahasa Inggris
tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, “Leviticus” yang berasal dari kata “Levitikon” atau
“mengenai orang-orang Lewi”, judul yang terdapat di
LXX.[17]
Kitab Imamat menyajikan rencana
Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaimana menghampiri Dia dengan cara
yang kudus. Penekanan khusus diberikan kepada tugas keimaman untuk menjadikan
pendekatan kepada Allah ini penuh hormat dan kudus. Dengan demikian kitab ini
membahas jabatan imam atau “jabatan
orang Lewi”. Secara khusus yang dibahas
dipaper ini adalah tentang perintah untuk mengadakan perayaan Hari Raya Pondok
Daun.
Kitab Imamat sendiri secara
berkesinambungan menekankan peranan Musa dalam mencatat peraturan-peraturan
yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk ibadah yang benar di dalam
upacara-upacara di Kemah Suci. Kenyataan bahwa tentu sudah harus ada
peraturan-peraturan sebelum bisa ada ibadah yang teratur oleh para imam dan
bangsa itu mengharuskan adanya kekuatan pengendali yang sentral dan waktu yang
telah ditentukan. Kita dapat memahami kenyataan ini secara paling baik di dalam
peranan Musa dalam meresmikan ibadah di Kemah Suci. Bangsa-bangsa pada zaman
Musa telah memiliki berbagai tata ibadah yang pasti dan rinci jauh sebelum mereka tampil sebagai suatu bangsa yang mapan (mempunyai tempat).
Jadi peraturan berbagai tata ibadah
untuk penyembahan Allah yang
dilakukan bangsa Israel sudah pasti dan tertata sejak awal adanya perintah dan
ketetapan dari Allah, ketika mereka berada dipadang gurun. Peraturan ini
sudah pasti dan bukan
merupakan sebuah hasil evolusi bertahap.
Dalam Kitab Imamat
muncul pertama kali perintah melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun
(Imamat 23:34). Allah memberikan perintah ini kepada bangsa Israel melalui
hambaNya, Musa. Pada Imamat 23: 34, 39-44 diterangkan secara lengkap mengenahi
perintah Allah terhadap Bangsa Israel untuk melakukan perayaan Hari Raya Pondok
Daun.
Dalam Imamat 23:
34, 39-44, Hari Raya Pondok Daun harus dilakukan pada hari ke 15 pada bulan ke
7. Bulan ketujuh menurut kalender Yahudi adalah bulan Tisyri.[18]
Perayaan Hari Raya Pondok Daun ini dilaksanakan selama 7 hari dan dilaksanakan
sekali dalam setahun. Perayaan ini adalah suatu ketetapan dari Tuhan bagi bangsa
Israel dan kepada seluruh keturunnya turun – temurun dengan tujuan agar mereka
selalu megingat akan karya Allah yang telah dilakukan kepada bangsa Israel.
Perayaan Hari Raya
Pondok Daun ini harus dilaksanakan dengan bersukaria dihadapan Tuhan, yaitu dengan
melakukan hal – hal sebagai berikut:
Pada hari pertama:
·
Mengadakan
perhentian penuh dari segala kegiatan
·
Mengambil buah –
buah dari pohon – pohon yang elok, pelepah – pelepah pohon korma, ranting –
ranting dari pohon – pohon yang rimbun, dan dari pohon – pohon gandurasa. Harus
dengan sukaria dihadapan Allah.
·
Membangun pondok –
pondok daun dan tinggal didalam pondok – pondok daun tersebut 7 hari lamanya.
Pada hari ke delapan:
Pada hari ini adalah hari terakhir dalam perayaan Hari
Raya Pondok Daun. Semua orang Israel juga harus melaksanakan perhentian penuh
dari segala pekerjaan seperti pada hari yang pertama.
Tujuan dari
perayaan Hari Raya Pondok Daun adalah supaya diketahui oleh keturunan orang
Israel bahwa Allah telah menyuruh orang Israel tinggal didalam pondok dipadang
gurun selama sekitar 40 tahun. Ini merupakan suatu peringatan ketika Allah
menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir dan supaya keturunan orang –
orang Israel mengetahui Allah Israel.
C.2. Ulangan
Kitab Ulangan
adalah Kitab yang mengisahkan kembali bagaimana Tuhan sudah membaawa bangsa
Israel keluar dari Mesir, menyatakan diriNya di Sinai, dan membawa mereka ke
negeri yang dijanjikanNya kepada Abraham, nenek moyang mereka.[19]
Dalam bagian kitab ini juga terdapat perkataan – perkataan yang menunjukkan
masa peralihan kepemimpinan Musa kepada Yosua.[20]
Judul kitab ini merupakan
terjemahan dari judul bahasa Inggrisnya yang tampaknya berlandaskan pada sebuah
kesalahan terjemahan atas frasa, yaitu
“salinan hukum ini”
(Ul 17:18) tetapi oleh LXX menjadi “to deuterononiion touto” (hukum yang kedua ini).
Judul Ibrani aslinya ialah “devdrina” (perkataan-perkataan) yang berasal dari
kebiasaan memakai kata - kata pembukaan sebuah
kitab sebagai judulnya. Ulangan dibuka dengan pernyataan, “Inilah perkataan-perkataan
yang diucapkan Musa”
(Ul 1:1). Karena perjanjian-perjanjian kuno antara kerajaan yang kalah perang
dengan kerajaan yang mengalahkannya dimulai dengan cara persis ini, judul
Ibrani ini mengarahkan perhatian kita pada salah satu petunjuk yang
mengidentifikasi jenis penulisan kitab ini. Jadi dari analisa judul ini dan kaitannya
dengan perayaan Hari Raya Pondok daun adalah bahwa penulisan tentang Hari Raya
Pondok Daun ini merupakan pengulangan dari apa yang sudah ada sebelumnya, yaitu
dalam Kitab Imamat. Karena Imamat adalah menuliskan pertama kali bagaimana
bangsa Israel mendapatkan perintah untuk salah satunya mengadakan perayaan Hari
Raya Pondok Daun.
Peristiwa Historis dari kitab Ulangan dapat
ditafsirkan secara memadai hanya dalam kerangka pelaksanaan perjanjian
penebusan Allah. Janji-janji yang diberikan kepada para leluhur dan akhirnya
betul-betul digenapi di dalam Kristus pernah mengalami penggenapan sebagai
lambang dan bersifat sementara dalam berbagai perjanjian dengan Israel yang dilaksanakan
melalui Musa. Dengan Perjanjian Sinai teokrasi didirikan, dengan Musa sebagai
wakil Tuhan sebagai raja atas Israel di dunia. Kemudian, ketika angkatan
pemberontak yang keluar dari Mesir telah meninggal semua di padang gurun dan
kematian Musa sudah dekat, perjanjian itu perlu dibaharui dengan angkatan yang
baru. Upacara inti yang menentukan ialah penahbisan umat yang adalah hamba
Tuhan tersebut melalui suatu sumpah kepada Tuhan mereka. Khususnya,
pemerintahan Allah yang secara simbolis diwakili oleh dinasti perantara itu
harus ditegaskan dengan memperoleh komitmen Israel untuk menaati Yosua sebagai
pengganti Musa di dalam rantai dinasti tersebut.
Bagian dari prosedur baku yang
diikuti di Timur Dekat kuno ketika raja-raja agung memberikan perjanjian kepada
bangsa-bangsa yang dikuasainya ialah dipersiapkannya sebuah teks upacara
sebagai dokumen perjanjian dan saksi. Kitab Ulangan merupakan dokumen yang
dipersiapkan Musa sebagai saksi atas perjanjian turun-temurun yang diberikan
Tuhan kepada Israel di dataran Moab (Ul 31:26).
Mengenahi perintah
melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok daun tercatat dalam Ulangan 16:13-17.
Menurut bagian ini, Hari Raya Pondok Daun adalah hari raya pengumpulan hasil.
Hari Raya ini menandai akhir tahun pertanian setelah menuai gandum dan setelah
selesai pengumpulan hasil pengirikan dan tempat pemerasan[21].
Hal ini dilakukan untuk mengingatkan Israel bahwa hidupnya bersandar pada
penyelamatan Ilahi yang pada akhirnya mengandung pengampunan dosa (2 Taw
30:22), sehingga demikian hari raya ini dibedakan dari perayaan – perayaan
menuai bangsa kafir.[22]
Seperti yang
terdapat dalam kitab Imamat, perayaan Hari Raya Pondok Daun ini dilaksanakan
selama 7 hari. Semua orang, baik laki – laki maupun perempuan, tua maupun muda
harus bersukaria menghadap Tuhan. Namun pada kitab Ulangan ini tidak diberikan
secara jelas dimana harus melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun ini,
dalam Ulangan 16:14 hanya dikatakan perayaan ini dilakukan ditempat yang
dipilih Tuhan. namun jika mengacu pada Imamat, maka tempat ini adalah tempat
yang sudah ditetapkan Tuhan dari semula, yaitu pada pondok – pondok yang
terbuat dari ranting – ranting dan daun – daun. Didalam perayaan ini bangsa
Israel harus datang kepada Tuhan dengan tangan yang membawa persembahan hasil berkat
yang diberikan Tuhan (Ul 16:16-17).
C.3. 2 Tawarikh
Dalam Kitab 2
Tawarikh 7:8-9 disebutkan mengenahi perayaan Hari Raya Pondok Daun. Dalam
bagian ini menceritakan sejarah tentang pelaksanaan perayaan Hari Raya Pondok
Daun oleh Raja Salomo yang memerintah Israel. Kitab ini merupakan kitab sejarah
yang menceritakan kembali sejarah Israel dari bapak leluhur sampai jatuhnya
kerajaan selatan, yaitu Yehuda ketangan Babel. Kitab ini ditujukan kepada
bangsa Israel yang telah kembali setelah pembuangan.[23]
Dikisahkan dalam kitab ini bahwa Salomo melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok
Daun ini berdasakan perintah yang telah diberikan Musa (2 Taw 8:13). Jadi
perayaan Hari Raya Pondok Daun yang dimaksud dalam kitab 2 Tawarikh ini adalah
sama seperti yang tercapat pada perintah mula – mula Allah kepada bangsa Israel
melalui musa yang tercatat dalam Keluaran 23:14.
Kitab-kitab ini
mencatat rangkaian peristiwa hingga Koresy mengeluarkan ketetapan pada tahun
538 sM yang berisi izin bagi orang-orang Yahudi untuk kembali ke tanah
kelahiran mereka (2 Taw 36:22). Ezra yang menjadi pemimpin kembalinya bangsa
Israel dari pembuangan dalam masa ini mempunyai semangat untuk memantapkan
Taurat Musa (zr 7:10) telah membuatnya kembali dari Babel ke tengah-tengah
masyarakat Yahudi di Palestina pada tahun 458 sM. Ezra langsung mengambil
sejumlah tindakan untuk menghidupkan kembali penyembahan di Bait Allah (Ezr
7:19-23,27; 8:33,34) dan untuk meniadakan pernikahan campur yang telah
dilakukan oleh sejumlah orang Yahudi dengan para tetangga mereka yang kafir
(Ezr 9; 10). Dalam kaitan dengan kekuasaan besar yang diberikan kepada Ezra
oleh raja Persia (Ezr 7:18,25), Ezra rupanya merupakan orang yang mengawali
dibangunnya kembali tembok-tembok pelindung Yerusalem (Ezr 4:8-16). Baru
setelah Ezra didampingi oleh Nehemia pada tahun 444 sM, tembok-tembok Yerusalem
sungguh-sungguh dibangun kembali (Ezr 4:17-23; Neh 6:15,16) dan Taurat Musa
diakui sepenuhnya oleh masyarakat (Neh 8). Tetapi nampak jelas bahwa tujuan
penulisan Tawarikh ialah pembangunan kembali teokrasi.
C.4. Ezra
Dalam Kitab Ezra
ini juga diceritakan tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun. Ditengah – tengah
kondisi orang – orang Yahudi yang baru saja kembali ke tanah air dimana mereka
masih mengalami ketakutan terhadap penduduk setempat, mereka tetap tidak
melalaikan apa yang menjadi peritah Tuhan, salah satunya adalah melakukan
perayaan Hari Raya Pondok Daun. Enam pasal pertama meliput rangkaian peristiwa
selama dua atau tiga tahun pertama pemerintahan Raja Koresy (538-530 sM) dan enam
tahun pertama dari masa pemerintahan Raja Darius I (521-486 sM).
Kitab Ezra mencatat
penggenapan janji Allah kepada bangsa Israel melalui Yeremia bahwa Dia akan
membawa mereka kembali ke negeri mereka sesudah pembuangan selama tujuh puluh
tahun. Melalui pertolongan dan perlindungan tiga orang raja Persia (Koresy,
Darius dan Artahsasta) dan kepemimpinan tokoh-tokoh Yahudi yang perkasa seperti
Zerubabel. Yosua, Hagai, Zakharia dan Ezra, pembangunan kembali Bait Suci dapat
diselesaikan dan penyembahan yang benar di Yerusalem dapat dipulihkan.
Jadi pelaksanaan
perayaan Hari Raya Pondok Daun dalam kitab Ezra 3:4 dilaksanakan oleh orang –
orang Yahudi yang telah kembali ketanah air setelah melewati masa 70 tahun
pembuangan di Babel. Mereka tetap mmengadakan perayaan Hari Raya Pondok Daun
walaupun situasi mereka masih mengalami ketakutan dengan penduduk setempat,
karena mereka masih baru datang dari pembuangan. Disamping itu, pelaksanaan
hari raya ini juga dengan tujuan memperoleh perlindungan dari Tuhan, mereka mencoba
mendapat jaminan perlindungan terhadap penduduk negeri , yaitu penduduk yang
senantiasa menentang setiap upaya pemulihan kembali kejayaan Yerusalem.[24]
C.5. Nehemia
Hari Raya Pondok
Daun tercatat dalam kitab Nehemia 8:1-19. Perayaan Hari Raya Pondok Daun ini
dilakukan setelah diselesaikannya pembangunan kembali tembok Yerusalem yang
dipimpin oleh Nehemia. Nehemia adalah juru minuman raja Artahsasta I, putra
Ahasyweros dari Ester. Pada musim semi tahun 457 sM, Ezra memimpin sebuah
ekspedisi orang Yahudi kembali ke Yerusalem dengan restu Artahsasta, dan pada
musim semi berikutnya dia sudah menyelesaikan pengujian orang-orang Yudea yang
menikahi perempuan asing (Ezr 10).
Ezra juga melakukan
kebangunan rohani mengenahi usaha di pihak orang Yahudi untuk membangun kembali
tembok Yerusalem. Kejadian ini menimbulkan amarah Rehum dan Simsai yang menulis
sebuah surat tuduhan kepada Artahsasta (Ezr 4:7-16). Kemudian raja
memerintahkan untuk menghentikan pekerjaan itu hingga dikeluarkan ketetapan
lain (Ezr 4:21). Sesudah Rehum dan Simsai menerima keputusan tersebut dari sang
raja mereka langsung bergegas menuju ke Yerusalem dan “dengan kekerasan mereka
memaksa orang-orang itu menghentikan” pekerjaan mereka, mungkin dengan
merobohkan kembali tembok yang telah mulai dibangun dan membakar pintu-pintu
gerbang (Ezr 4:23, Neh 1:3). Berita tentang malapetaka inilah yang mengejutkan
Nehemia dan membuatnya berlutut di hadapan Allah.
Kemudian Nehemia
dipercaya Allah untuk menjalankan tugas untuk membangun kembali tembok Yerusalem
yang telah dirobohkan oleh Rehum dan Simsai. Kitab Nehemia meliput jangka waktu
sekitar paling sedikit dua puluh tahun dari Desember 445 sM hingga 425 sM pada
saat Nehemia meninggalkan Babel untuk membersihkan Yerusalem dan seluruh
provinsi itu dari berbagai kejahatan yang merajalela sejak ditinggalkan olehnya
pada tahun 432 sM. Karier Ezra dan Nehemia bertumpang tindih, sebagaimana dapat
dilihat dari Nehemia 7:73-8:8, 12:26. Sangat mungkin bahwa Maleakhi bernubuat
pada zaman Nehemia menjadi gubernur, sebab banyak kejahatan yang dikecam
olehnya dijumpai menonjol di dalam Kitab Nehemia.
Setelah selesai
membangun kembali tembok Yerusalem dilaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun.
Hari Raya ini merupakan hari raya bangsa Israel yang sudah turun temurun dilaksanakan
karena merupakan perintah dari Allah. Perayaan Hari Raya Pondok Daun dalam
kitab Nehemia tercatat dalam Nehemia 8:1-19 yang kronologinya sebagai berikut:
Hari
pertama
·
Semua rakyat
(bangsa Israel) berkumpul dihalaman depan pintu gerbang Air.
Halaman
pintu gerbang air berbentuk persegi dan terletak diluar area Bait Allah.
Areanya cukup luas untuk menampung orang – orang yang datang, termasuk orang –
orang yang dilarang datang ke Bait Allah.[25]
·
Ezra membawa Kitab
Taurat Musa dan membacakannya.
·
Ezra berdiri
dimimbar kayu dan lebih tinggi dari umat.
Dikanan
Ezra berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia, dan Maaseya.
Dikiri
Ezra berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasun, Hasbadana, Zakharia, dan Mesulam.
·
Semua umat berdiri.
·
Ezra membuka kitab
Taurat Musa.
·
Ezra membaca kitab
tersebut.
Pembacaan
ini dilakukan didepan seluruh umat.
Ezra
membacakan beberapa bagian dari pagi hingga tengah hari.
·
Umat mendengarkan
dengan penuh perhatian.
·
Ezra memuji Tuhan;
“Allah Yang Maha Besar”.
Umat
menyambut dengan; “Amin, Amin” dengan mengangkat tangan.
Umat
berlutut dan sujud menyembah Tuhan sampai muka ketanah.
·
Diberikan
pengajaran Taurat dan Taurat dibacakan dengan jelas disertai keterangan –
keterangan sehingga dapat dimengerti dengan mudah.
·
Seruan untuk
bersukacita.
Mereka makan
dan minum bersama – sama serta membagi – bagikan makanan.
Hari
Kedua
·
Seluruh kepala
keluarga berkumpul pada Ezra dan menelaah kalimat – kalimat Taurat.
Didapati perintah untuk Israel tinggal dipondok – pondok
pada hari raya bulan ketujuh.
Didapati perintah untuk pergi kegunung mengambil daun
pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma, dan daun
pohon – pohon yang rimbun guna membuat pondok – pondok.
·
Umat pergi kegunung
mengambil daun – daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun
pohon korma, dan daun pohon – pohon yang rimbun.
·
Umat membuat pondok
– pondok daun.
Pembuatan pondok – pondok ini ada yang diatap rumah,
dipekarangan rumah, dipelataran – pelataran rumah Allah, dilapangan pintu
gerbang Air, dan dilapangan pintu gerbang Efraim.
Kemudian umat tinggal dipondok yang dibuat selama tujuh
hari dan pada hari kedelapan ada pertemuan raya.
C.6. Zakaria
Didalam Kitab
Zakaria, perayaan Hari Raya Pondok Daun ini nampaknya berbeda, yaitu tenrnyata
tidak hanya dikhususkan bagi bangsa Israel saja, melainkan juga ditujukan
kepada semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang
Yerusalem (Zakaria:14:16). Mereka semua, yaitu bangsa – bangsa lain yang pernah
menyerang Yerusalem datang tahun demi tahun untuk menyembah Raja, yaitu Tuhan
semesta alam.
Nampaknya tidak
melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun bagi Mesir dan bangsa – bangsa lain
yang pernah menyerang Yerusalem menimbulkan suatu hukuman dari Tuhan. Dalam
Zakharia 14:17-19 dikatakan bahwa bila kaum – kaum dibumi tidak datang ke
Yerusalem untuk menyembah Raja, Tuhan semesta alam, maka kepada mereka tidak
akan turun hujan. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap,
maka akan turun tulah kepada bangsa – bangsa yang tidak datang untuk merayakan
Hari Raya Pondok Daun.
Jadi perayaan Hari
Raya Pondok Daun bagi kaum bukan Israel, yaitu kaum Mesir dan bangsa – bangsa
lain bukanlah perayaan pengucapan syukur seperti yang dilaksanakan oleh bangsa
Israel, melainkan perayaan untuk perlindungan supaya tidak datang hukuman.
D.
Makna Perayaan Hari
Raya Pondok Daun
Hari Raya Pondok
Daun adalah hari raya yang sangat penting bagi umat Israel. Hari Raya ini
mengingatkan Israel akan karya Allah dalam sejarah kehidupan yang telah terjadi
pada nenek moyangnya, yaitu ketika Allah membebaskan dan menuntun mereka keluar
dari tanah Mesir, memelihara mereka dengan setia, dan sampai akhirnya sampai
ketanah perjanjian Kanaan.
Hari Raya Pondok
Daun ini adalah perintah Allah secara langsung. Bangsa Israel adalah bangsa pilihan
Allah yang senantiasa dipelihara dan dijaga Allah dengan penuh kaih setia.
Penyertaan Allah kepada bangsa Israel saat keluar dari Mesir tidak habis –
habisnya. Ketika dipadang gurun Sinai kepada bangsa Israel melalui Musa Allah
memerintahkan mereka membuat pondok – pondok dari ranting – ranting dan daun –
daun sebagai tempat tinggal. Adalah suatu yang luar biasa ketika mereka
bertahan dalam kondisi seperti ini selama 40 tahun. Semua adalah karena
pemeliharaan Tuhan.
Perayaan Hari Raya
Pondok Daun harus dilaksanakan turun – temurun. Bangsa Israel harus
melaksanakan dan mengajarkan perayaan Hari Raya Pondok Daun kepada seluruh
keturunannya agar seluruh keturunan – keturunan yang tidak mengalami langsung
penyertaan Allah dalam perjalanan keluar dari tanah Mesir tahu dan selalu
mengingat akan karya Allah yang besar ini, serta kemudian memelihara perintah
ini dengan melaksanakan perayaan Hari Raya Pondok Daun sesuai dengan perintah
dan ketetapan Allah.
Dari seluruh
penelitian mengenahi Perayaan Hari Raya Pondok Daun didapatkan sebuah makna
yang sangat mendalam, yaitu bahwa Allah menginginkan setiap umatNya selalu
memelihara dan melaksanakan perintah – perintahNya dengan baik, dengan taat dan
setia. Allah tidak menginginkan umatNya melupakan karya pertolongan Allah yang
besar yang telah dikerjakan untuk umatNya, Allah menginginkan bahwa seluruh
umatNya senantiasa mengingat selalu akan karya Allah disepanjang sejarah
hidupnya dan memeliharanya turun temurun.
KESIMPULAN
Hari Raya Pondok Daun
(Ibrani: סוכות or סֻכּוֹת, “sukkōt”) atau
perayaan Tabernakel adalah
sebuah Hari Raya Yahudi atau umat Israel.
Hari Raya Pondok Daun ini adalah salah satu dari tiga
hari raya peziarahan bagi bangsa Israel selain dari Paskah (Ibrani: Pesakh, Inggris:
Passover) dan Pentakosta/ Hari Raya Pemberian
Torah (Ulangan
16:9-10. Ibrani: Shavout, Inggris: Pentecost). Hari raya ini dilaksanakan
oleh bangsa Israel/ orang Yahudi untuk mengingat akan karya Allah dalam sejarah
kehidupan nenek moyangnya, yaitu ketika mengembara dipadang gurun dan tinggal dalam pondok – pondok dari ranting – ranting dan dedaunan.
Hari Raya Pondok Daun merupakan perayaan Hari Raya
pengucapan syukur. Perayaan ini dilaksanakan selama
tujuh hari, yaitu
pada tanggal 15 -21 bulan Tisyri atau
pada bulan purnama diantara tanggal 20 September dan 19 Oktober. Selama perayaan
ini mereka tinggal dalam pondok – pondok daun yang telah mereka buat. Mereka
harus mengumpulkan hasil panen mereka dan bersuka cita dengan makan bersama dan
membagi – bagikan makanan.
Beberapa Kitab menuliskan tentang perayaan Hari Raya
Pondok Daun, yaitu dalam Kitab Imamat, Ulangan, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan
Zakaria. Kitab Imamat menceritakan tentang perintah pertama kali untuk
melakukan perayaan hari Raya Pondok Daun. Kitab Ulangan merupakan penulisan
ulang tentang perintah – perintah dan peraturan – peraturan Allah kepada
generasi kedua bangsa Israel agar mereka tetap mengingat akan apa yang sudah
terjadi pada nenek moyang mereka, salah satunya perintah untuk melaksanakan
Hari Raya Pondok Daun. Kitab 2 Tawarikh
menceritakan sejarah tentang pelaksanaan perayaan Hari Raya Pondok Daun oleh
Raja Salomo yang memerintah Israel. Kitab Ezra diceritakan tentang perayaan
Hari Raya Pondok Daun ditengah – tengah kondisi orang – orang Yahudi yang baru
saja kembali ke tanah air dimana mereka masih mengalami ketakutan terhadap
penduduk setempat, mereka tetap tidak melalaikan apa yang menjadi peritah
Tuhan, salah satunya adalah melakukan perayaan Hari Raya Pondok Daun. Kitab Nehemia
diceritakan Perayaan Hari Raya Pondok Daun dilakukan setelah diselesaikannya
pembangunan kembali tembok Yerusalem yang dipimpin oleh Nehemia. Dan yang
terakhir dalam Kitab Zakharia tentang perayaan Hari Raya Pondok Daun tidak
hanya dikhususkan bagi bangsa Israel saja, melainkan juga ditujukan kepada
semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem
(Zakaria:14:16). Bangsa – bangsa yang pernah menyerang Yerusalem dan bangsa Mesir yang tidak mau melakukan
perayaan Hari Raya Pondok Daun akan mendapatkan hukuman.
Mempelajari tentang Hari Raya Pondok Daun dan makna –
makna yang terkandung didalamnya mengingatkan bahwa Allah menginginkan setiap
umatNya selalu memelihara dan melaksanakan perintah – perintahNya dengan baik,
dengan taat dan setia. Allah tidak menginginkan umatNya melupakan karya
pertolongan Allah yang besar yang telah dikerjakan untuk umatNya, Allah
menginginkan bahwa seluruh umatNya senantiasa mengingat akan karya Allah dan
memeliharanya turun temurun.
REFERENSI
Eckstein, Rabbi Yechiel. How Firm A Foundation: A Gift Of Jewish Wisdom For Christian And Jews.
USA: Paraclete Press, 1997.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini. Sabda Electronik:
OLB Versi Indonesia 4.13.02, 2011.
Heusner, Jacob., Alan J. Avery Peck dan William Scott Green. The Encyclopedia of Judaism. New York: The Continuum Publishing Company,1999.
Hill, Andrew E., John H. Walton. Survey Perjanjian Lama. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1998.
Levi, Shonie B., Sylvia R. Kaplan. Guide For The Jewish Homemaker. New York City: Schocken Books, 1968.
Morrill, Ann. Thanksgiving and Other Harvest
Festivals. China: print Matters. Inc, 2009.
Pummer, Reinhard. The Samaritans. Belanda: E.J.Brill, 1987.
Rachman, Rasid. Hari
Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
Robinson, George. Essential Judaism: a complete
guide to beliefs, customs and rituals. New York: Pocket Books, 2000.
Sagala. Herlise, Catatan
Kelas: Teologi Perjanjian Lama. Bandung: STTB, 2014.
Strassfeld, Michael. The
Jewish Holodays: A Guide & Comentarary. USA: Harper & Row
Publisher. Inc, 1985.
Tafsiran
Alkitab Masa Kini 1: Kejadian – Ester. Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1983.
Tafsiran
Wycliffe. Sabda Electronik: OLB Versi
Indonesia 4.13.02, 2011.
Werblowsky, R.J. Zwi., Geoffry Wigoder. The Oxford Dictionary of The Jewish
Religion. New York: Oxford University Press, 1997.
[1] Shonie B.
Levi, Sylvia R. Kaplan, Guide For The
Jewish Homemaker (New York City: Schocken Books, 1968), 97.
[3] Rabbi. Yechiel Eckstein, How Firm A
Foundation: A Gift Of Jewish Wisdom For Christian And Jews (USA: Paraclete
Press, 1997), 93. Yom Kipur atau hari raya penebusan merupakan merupakan
hari suci paling khidmat bagi
Israel. Dilaksanakan pada hari ke- 10 bulan
ke-7 (Tisyri, yaitu September/Oktober). Umat Israel dilarang
melakukan segala jenis pekerjaan dan semua orang diperintahkan untuk
benar-benar berpuasa. Tujuan Perayaan Yom Kipur ini adalah sebagai suatu peringatan
bahwa pengorbanan yg dilakukan di atas mezbah setiap hari, setiap minggu dan
setiap bulan tidaklah cukup untuk meniadakan dosa. Pada saat pemuja
mempersembahkan korban bakaran mereka harus berdiri jauh, tidak boleh mendekati
kehadiran Allah yang suci, yang
dinyatakan antara kerub di tempat mahasuci. Hanya pada hari ini saja dari
setiap tahun, darah tebusan dibawa ke tempat mahasuci, ruang singgasana yg
suci, oleh Imam Besar mewakili bangsanya. Pelaksanaan Yom
Kipur ini adalah untuk mengadakan pendamaian karena segala
kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa
mereka (Im 16:16). Pendamaian pertama-tama diadakan untuk para imam karena
pengantara Tuhan dengan umat-Nya harus tahir. Tempat Suci pun ditahirkan,
karena tempat itu pun dianggap telah dikotori oleh kehadiran dan pelayanan
orang-orang berdosa. Lihat Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini: Hari Raya Pendamaian (Sabda Electronik: OLB Versi
Indonesia 4.13.02, 2011).
[4] Ada
beberapa referensi yang mengatakan bahwa perayaan Hari Raya Pondok Daun ini
tidak hanya 7 hari tetapi 9 hari atau 8 hari di Israel. Lihat Catatan Kelas
Herlise Sagala, Teologi Perjanjian Lama
(Bandung: STTB, 2014), 62 dan Rabbi. Yechiel Eckstein, How Firm A Foundation: A Gift Of Jewish Wisdom For Christian And Jews
(USA: Paraclete Press, 1997), 93.
[5] Michael.
Strassfeld, The Jewish Holodays: A Guide
& Comentarary (USA: Harper & Row Publisher. Inc, 1985), 125.
[7] R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry
Wigoder, The Oxford Dictionary
of The Jewish Religion (New
York: Oxford
University Press, 1997), 659-660.
[8] George. Robinson, Essential Judaism: a
complete guide to beliefs, customs and rituals (New York: Pocket Books, 2000).
[9] Ann.
Morrill, Thanksgiving and Other Harvest Festivals (China: print
Matters.
Inc,
2009),
21-23.
[10] Jacob.
Heusner, Alan J. Avery Peck dan William
Scott Green, The Encyclopedia of Judaism (New
York: The Continuum
Publishing Company,1999)
46-47.
[11] “Sinagoga”
adalah tempat diadakannya pertemuan – pertemuan agama Yahudi. Lihat Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Sinagoge
(Sabda Electronik: OLB Versi Indonesia 4.13.02, 2011).
[14] George. Robinson, Essential
Judaism: a complete guide to beliefs, customs and rituals
(New
York: Pocket Books, 2000).
[19] Andrew E. Hill. John H. Walton, Survey Perjanjian Lama (Malang: Yayasan
Penerbit Gandum Mas, 1998), 228.
[21] Tempat
pemerasan ini kemungkinan adalah tempat pemerasan anggur. Panen anggur
dilakukan pada hari ke-15 bulan ke-7 (Imamat 23:33-36), sekitar bulan Oktober. Lihat Alkitab Edisi Studi: Ulangan 16:13
(Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011), 307.
[22] Tafsiran Alkitab Masa Kini 1: Kejadian – Ester (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1983), 326.
hari raya pondok daun untuk memperingati 40 tahun pengembaraan di padang gurun jaman nabi Musa
BalasHapus