PENDAHULUAN
Dalam
teologi Kristen, Antikristus
adalah pemimpin yang dinubuatkan Alkitab
yang akan menjadi musuh Kristus,
yang akan menyesatkan banyak orang. Kata "antikristus" berasal dari
bahasa Yunani Koine
"ἀντίχριστος" antikristos. Dimana kata tersebut terdiri dari dua akar
kata, yaitu αντί + Χριστός (anti + Kristos). "αντί" (anti) berarti
mengganti, melawan atau mengambil tempat orang lain[1],
dan "Χριστός" (Kristos) berarti Kristus, yang dalam bahasa Yunani
sama dengan "Mesias" yang berarti "yang diurapi", dan
mengacu kepada Yesus dari Nazaret[2].
Jadi antikristus berarti melawan, mengganti, atau mengambil tempat Kristus. Bisa
juga berarti Kristus palsu atau Kristus
gadungan. Namun ada pengertian lain tentang antikristus, yaitu “antikristus”
berarti melawan, menentang, atau memusuhi Kristus dan bukan menuntut dirinya
adalah Kristus[3].
Istilah
antikristus muncul dalam surat – surat Yohanes, yaitu dalam 1 Yohanes 2:18, 22,
4:3, dan 2 Yohanes 7. Didalam satu ayat yang sama, yaitu dalam 1 Yohanes 2:18
dikatakan bahwa; “...seorang antikristus akan datang...”, namun disisi lain
pada kalimat selanjutnya dikatakan bahwa; “...sekarang telah bangkit banyak
antikristus...”. Dari pernyataan tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan,
yaitu apakah antikristus itu pada masa sekarang sudah datang atau masih dalam
penantian, siapa antikristus, dan seperti apakah dia sesungguhnya. Oleh sebab
itu didalam paper ini akan menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut menurut Surat
Yohanes yang secara khusus akan digali dalam surat 1 Yohanes 2:18-27.
ISI
A. Tujuan
Penulisan Surat Yohanes.
Surat
Yohanes yang pertama ini telah menunjukan secara jelas bahwa surat ini
ditunjukan kepada gereja atau gereja – gereja dimana telah muncul “nabi – nabi
palsu” (1 Yohanes 4:1) yang membawa ajaran – ajaran yang keliru tentang kristus
sehingga menimbulkan perpecahan (1 Yohanes 2:19). Ajaran sesat yang muncul pada
saaat itu adalah ajaran yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus (1 Yohanes
2:22) ajaran ini dimungkinkan berasal dari Cherinthus[4].
Oleh sebab itu Surat Yohanes ini ditujukan untuk menentang pernyataan dari para
penyesat yang membawa ajaran yang menyimpang tentang Kristus.
B. Antikristus.
B.1.
Antikristus menurut kitab – kitab lain.
Berhubungan
erat dengan tanda – tanda zaman adalah munculnya tokoh antikristus yang telah
diharapkan tiba dalam ajang sejarah dunia pada hari – hari terakhir untuk
berperang melawan Allah dan umatNya. Didalam Perjanjian Lama ada konflik yang
diduga ada diantara Allah dan monster penyebab kekacauan, ciptaan yang diberi
macam – macam nama, seperti: naga (Ayub 7:12, Mzm 74:13, Yes 51:9, Yeh 2:3,
32:3), Lewiatan (Ayb 9:13, 26:12, Mzm 89:11, Yes 30:7, 51:9), Ular tua (Ayb
26:13, yes 27:1, Am 9:3), Tehom/Tiamat (Kej 1:2, 6, Mzm 74:13)[5].
Dalam bagian – bagian ayat tersebut, antikristus entah dipandang sebagai
seorang manusia belaka ataukah penjelmaan dari roh setan yang memiliki kuasa yang
kuat dan menakhlukan banyak orang dibawah kuasa jahatnya, penuh dengan kesan
kepentingan diri sendiri, mengagungkan dirinya sendiri setara dengan Allah,
menuntut penghormatan ilahi, dan menginjak – injak orang – orang kudus[6].
Didalam
2 Tesalonika 2:3-12, Paulus juga mengungkapkan sesuatu yang mengindikasi kepada
antikristus yang disebut sebagai “si pendurhaka” yaitu seorang pribadi yang
diambil dari Daniel 7 dan 11. Seperti si binatang dalam Daniel 7:8, 11:35-36,
si pendurhaka yang menyombongkan dirinya memiliki status ilahi, bahkan sampai
menempati Bait Allah (bgd. II Tesalonika 2:4 dengan menajiskan Bait Allah yang
dilukiskan dalam Daniel 11:31). Dalam arti yang paling nyata, dia ini adalah AntiKristus[7].
Disamping
itu dalam Wahyu juga menunjukkan indikasi tentang gambaran antikristus, yaitu
didalam Wahyu 13 menyebutkan
tentang dua binatang yang keluar
dari laut dan bumi. Binatang I (ayat 1-10) menunjuk pada antikristus yang akan
muncul sebagai pemimpin dari gabungan bangsa-bangsa di akhir zaman untuk
melawan Allah. Sementara
Binatang II (ayat 11-18) menunjuk pada "asisten" dari antikristus.
Binatang kedua inilah yang akan mengadakan tanda-tanda mujizat untuk
melancarkan penyembahan bagi binatang I (antikristus). Ia akan memberikan
perintah membuat patung dari binatang I serta memberikan "hidup" bagi
patung tersebut dan menuntut penyembahan dari semua penduduk dunia pada waktu
itu. Wahyu 13:18 menjelaskan
identitas binatang buas itu, Barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya adalah ialah enam ratus enam puluh enam. Manusia yang bilangannya 666 ini akan menguasai 3 sistem dunia,
yaitu:
·
Pemerintahan dunia
"… dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa"
(Wahyu 13:7, Daniel 7:23)
·
Ekonomi dunia "Dan ia menyebabkan sehingga kepada
semua orang, kecil atau besar, kaya atau besar, merdeka atau hamba, diberi
tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat
membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama
binatang itu atau bilangan namanya (Wahyu 13:16-17).
·
Agama dunia "…seluruh dunia heran, lalu mengikut
binatang itu dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan
kepada binatang itu" (Wahyu 13:3-4,8).
B.2.
Antikristus menurut 1 Yohanes 2:18-27
Istilah
antikristus muncul beberapa kali dalam Alkitab dan hanya terdapat dalam surat –
surat Yohanes, yaitu dalam 1 Yohanes 2:18, 22, 4:3, dan 2 Yohanes 7. Pemikiran
dari Surat Yohanes tentang antikristus adalah nabi – nabi palsu yang menyangkal
bahwa Yesus adalah Mesias (1 Yohanes 2:22) yang telah memisahkan diri mereka
dari jemaat dan berupaya menyesatkan semua yang mendengarkan mereka. Meskipun
dalam surat Yohanes sesungguhnya tidak membatah bahwa akhir zaman akan muncul
suatu makhluk jahat yang akan dinamakan antikristus (1 Yohanes 2:18;
“...seorang antikristus akan datang...”), namun Yohanes menegaskan bahwa ada
ciri khas antikristus, dan bahwa itu memang sudah ada. Dalam bagian ini
dikatakan bahwa “...banyak antikristus yang telah bangkit...” (1 Yoh 2:18).
Bagian ini menjelaskan arti istilah “antikristus” yaitu dengan mengatakan bahwa
“dia itu adalah antikristus”, yang menyangkal baik Bapak maupun Anak (1 Yoh
2:22). Hal ini menjadi lebih jelas dalam 1 Yohanes 4:3 dan 2 Yohanes 7, dimana
penyangkalan yang dimaksudkan dipertajam menjadi “menyangkal bahwa Yesus
Kristus telah datang sebagai manusia”.
Asasi
dalam surat ini menyatakan bahwa dalam Yesus Kristus, Allah telah bertindak
untuk keselamatan manusia (1 Yohanes 4:9, dst). Bila manusia menyangkal akan
asasi ini, maka bukan saja hal ini merupakan salah dalam penalaran, tetapi
telah merusak asas iman Kristen. Hal ini menunjukan bahwa penyangkalan terhadap
Kristus yang telah menjadi manusia merupakan penentangan terhadap pekerjaan
Allah dan penentang – penentang Allah
ini disebut antikristus.
Ayat
– ayat yang berbicara tentang ajaran sesat yang diperangi surat ini lebih
mengarah pada pertentangan pada Gnostik terawal, khususnya Doketisme, yaitu
seperti yang dikatakan dalam 1 Yohanes 2:22; “Siapakah pendusta itu? Bukankah
dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus,
yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak”. Jadi aspek utama dari bidat
yang dilawan Surat 1 Yohanes adalah penyangkalan terhadap inkarnasi, yang
dianut oleh seluruh Gnostik. Gnostik tidak bisa memahami konsep Allah yang
berinkarnasi sehingga menolaknya. Disamping itu Doketisme mau menyelesaikan
kesulitan intelektual ini dengan membedakan antara Yesus manusiawi dan Kristus
surgawi, dimana Kristus hanya tampaknya saja mengambil rupa manusia, dan
inkarnasi bukanlah suatu realitas[8].
Surat
1 Yohanes nampaknya ditulis untuk memerangi Doketisme yang telah berkembang.
Surat ini tidak menyinggung tentang tubuh penampakan atau tubuh “phantasmal”
yang menunjuk bahwa bidat yang sedang ia perangi baru sekedar bayang – bayang
dari jenis Gnostik. Guru – guru palsu yang dikatakan dalam surat ini termasuk
dalam kategori umum Gnostikisme[9].
Dari
penjabaran diatas, para penyesat yang dimaksud Yohanes, yaitu yang disebut
antikristus sudah bisa dipastikan menunjuk pada dua aliran pengajaran sesat tersebut, yaitu Gnostisisme dan
Doketisme. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang Gnostisisme dan Doketisme akan
dijabarkan sebagai berikut:
·
Gnostisisme[10].
Gnotisisme
adalah suatu gerakan keagamaan yang muncul secara luas sekitar abad ke 2 dan ke
3 M. Pemikir Gnostik mempercayai bahwa ada dua dunia, yaitu dunia roh tempat
Allah berada, yakni dunia yang murni dan suci, dan dunia materi, tempat kita
berada, yakni dunia yang jahat dan buruk. Surat Yohanes kelihatannya menegur
orang – orang yang berfikir seperti ini.
Menurut
ajaran gnostik, Allah itu murni dan suci, maka Dia tidak berhubungan dengan
dunia kita. oleh karena itu keselamatan tidak ada hubungannya dengan dunia ini,
dan harapan terbaik yang dimiliki seseorang adalah meloloskan diri dari dunia
roh dan menemukan kebahagiaan sejati disana.
Bagi
kebanyakan pengikut Gnostik, kesempatan untuk lolos tiba pada waktu kematian,
yaitu ketika jiwa meninggalkan raga. Tetapi tidak semua orang secara otomatis
layak memasuki dunia roh. Untuk itu, orang harus memiliki “percikan” ilahi yang
melekat didalam dirinya. Jika tidak demikian, ia akan kembali kedunia ini dan
memulai lingkaran baru kehidupan badani yang tidak ada artinya. Bahkan mereka
yang memiliki “percikan” itu tidak dapat memastikan bahwa mereka akan menemukan
kelepasan pada akhirnya, karena pencipta dunia yang jahat ini (Demiurge) dan
kawan – kawannya (para Arkhon) dengan cemburu menjaga setiap pintu masuk ke
dunia roh. Agar dapat melewatinya, “percikan” itu harus menerima penerangan
mengenahi hakekatnya sendiri dan hakekat keselamatan sejati. Untuk itu ia
membutuhkan pengetahuan (“pengetahuan” dalam bahasa Yunani “gnosisi”). Yang
dimaksud oleh para Gnostik dengan “pengetahuan” bukanlah pengetahuan
intelektual tentang teologi atau ilmu pengetahuan, melainkan suatu pengalaman
mistik, suatu “pengenalan” langsung akan Allah yang mahatinggi.
Secara
praktis kepercayaan seperti itu dapat menimbulkan dua sikap ekstrim yang
berbeda. Ada yang berusaha melepaskan diri sama sekali dari cengkraman dunia
materi melalui bertapa secara ketat. Dengan demikian mereka dapat melawan
kehidupan badani secara efektif. Tetapi yang lain percaya, mereka sudah
dilepaskan dari semua ikatan materi. Jadi apa yang mereka lakukan sekarang
tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan akhir yang bersifat spiritual.
Mereka beranggapan bahwa mereka berkewajiban untuk merusak semua yang ada
hubungannya dengan dunia ini, termasuk standard moralitasnya. Karena itu,
mereka berkecimpung dalam berbagai perilaku yang tidak terkendali.
·
Doketisme[11].
Dalam
pemikiran Yunani, selalu ada pemikiran kuat bahwa dunia ini tempat kita hidup,
terpisah dari dunia surgawi. Mereka menganggap bahwa didalam dunia ini adalah
suatu keberadaan yang menyengsarakan. Takdir manusia sebenarnya bukanlah
didalam dunia, melainkan didunia rohani yang didiami Allah. sebab itu
keselamatan sejati dapat diperoleh bila seseorang bisa lolos dari “penjara”
dunia ini dan menuju kehidupan adikodrati.
Pada
mulanya orang – orang kristen menaruh perhatian kepada ajaran seperti itu sebab
mereka tertarik pada pengalaman – pengalaman mistis yang mendebarkan. Tetapi
sewaktu para mistikus ini mulai
memikirkan implikasi teologis pengalaman mereka, mereka merasa sulit menerima
kepercayaan jemaat bahwa Yesus berasal dari Allah sendiri. Sebab kalau Allah
bagian dari dunia mistis dan adikodrati ini, maka tidak mungkin Dia juga benar
– benar manusia. Mustahil menurut mereka jika Allah yang mahakuasa terpenjara
dalam kehidupan seorang manusia.
Salah
satu cara memecahkan dilema tersebut adalah menganggap bahwa Yesus hanya
“kelihatan” sebagai Mesias atau Anak Allah, oleh sebab itu pandangan ini
disebut “Doketisme” yang berasal dari kata Yunani “Dokeo” yang artinya
“kelihatan”. Inilah pandangan yang ditentang oleh Surat 1 Yohanes. Didalam
Doketisme menyatakan bahwa “zat ilahi” atau “Kristus” datang kepada manusia
Yesus pada waktu baptisanNya dan meninggalkanNya sebelum penyaliban.
C. Tafsiran
dari 1 Yohanes 2:18-27[12]
Ayat 18,19:
Dalam
Yunaninya tidak digunakan kata sandang “waktu”. Itu berarti Yohanes tidak
mengatakan bahwa sekarang adalah waktu akhir dari segala waktu, tetapi suatu
waktu terakhir dari beberapa waktu terakhir. Dalam ayat ini Yohanes menekankan
bahwa suatu waktu akhir telah tiba. Ia telah melihat bukti bukan sekedar
penampakan seorang antikristus, tetapi banyak antikristus. Gereja mula – mula
jelas menantikan bahwa pada akhir zaman muncul seorang tokoh yang jahat yang
dahsyat kekuatannya, yang mereka sebut antikristus (seperti yang dikatakan
Paulus sebagai “manusia durhaka” didalam 2 Tesalonika 2:3). Walaupun Yohanes
menggunakan istilah ini empat kali (satu kali dalam 2 Yohanes) namun dia tidak
tertarik untuk membahas pada antikristus yang menunjuk pada Pribadi yang akan
datang. Dia menekankan pada roh antikristus yang sudah datang.
Ayat 19:
Antikristus
– antikristus yang banyak ini pernah menjadi anggota gereja. Mereka pernah
terikat pada organisasi yang kelihatan, tetapi Yohanes mengatakan bahwa “mereka
tidak sungguh – sungguh termasuk pada kita, tetapi hal itu terjadi supaya
menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh – sungguh termasuk pada kita”.
walaupun kelihatannya mereka merupakan anggota perkumpulan, tetapi sesungguhnya
mereka tidak berada dalam persekutuan ilahi.
Ayat 20, 21:
“kamu
telah beroleh pengurapan dari yang kudus” adalah cara lain untuk mengatakan
bahwa semuanya telah menerima karunia Roh Kudus, dimana Roh Kudus yang
memberikan penerangan kepada siapa yang percaya, setiap orang yang telah
menerima Roh Kudus, Roh Kudus akan memberikan penerangan sehingga ada
pengetahuan.
Yohanes
tetap mengingat kebenaran ini untuk menyoroti bidat yang sedang dilawannya.
Guru – guru palsu itu jelas menyangkal inkarnasi Kristus. Guru – guru palsu dizaman
permulaan bertahan pada pendapat bahwa memang pernah ada seorang Kristus yang
ilahi masuk kedalam manusia Yesus disaat baptisanNya, kemudian meninggalkannya
sebelum penyaliban.
Ayat 22,23:
Antikristus
adalah mereka yang menyangkal bahwa “Yesus adalah Kristus”, Yohanes melihat
bahwa ini merupakan dusta. Kesaksian bahwa Yesus dengan Allah adalah satu tanpa
terpisahkan sangat kuat dalam pandangan Yohanes, sehingga Yohanes mengatakan
bahwa siapa yang tidak menerima hal ini secara hakiki adalah sesat dan Yohanes
menyebutnya dengan antikristus.
Penyangkalan
terhadap Anak mempunyai akibat – akibatnya, yaitu tidak akan memiliki Bapa.
Tanpa pandangan yang benar terhadap Anak, seseorang tidak mungkin mempunyai
pandangan yang benar terhadap Bapa. Jika Yesus bukan sungguh – sungguh Anak
Bapa dan satu dengan Bapa, maka kita tidak akan bisa melihat kasih Allah yang
dinyatakan dalam kehidupan dan kematian Yesus. Hanya apabila kita menerima
Kristus, kita menjadi anak – anak Allah, sehingga apabila kita menolak Dia, maka
kita bukanlah anggota – anggota dari kerajaan Surga dan konsekwensinya adalah
kita tidak berhak untuk memanggil Allah itu Bapa kita.
Ayat 24-27:
Kata “apa yang
telah kamu dengar dari mulanya” menunjuk kembali kepada berita Injil yang
sederhana. Jika para pembaca Yohanes membiarkannya “tinggal” didalam mereka,
maka mereka “tinggal didalam Anak dan didalam Bapa”. Dengan demikian janji
Allah tentang hidup yang kekal tersebut dipenuhi. Dengan ayat ini kita harus
mengkaitkan “pengurapan” yang sudah diutarakan Yohanes pada ayat yang ke 20.
Berkat penerangan yang diberikan oleh Roh Kudus akan membuat orang – orang
percaya mempunyai pengetahuan yang berguna supaya mereka bisa tinggal didalam
Allah dengan konsep yang benar.
KESIMPULAN
Pemikiran
dari Surat Yohanes tentang antikristus adalah nabi – nabi palsu yang menyangkal
bahwa Yesus adalah Mesias (1 Yohanes 2:22) yang telah memisahkan diri mereka
dari jemaat dan berupaya menyesatkan semua yang mendengarkan mereka. Meskipun
dalam surat Yohanes sesungguhnya tidak membatah bahwa akhir zaman akan muncul
suatu makhluk jahat yang akan dinamakan antikristus (1 Yohanes 2:18;
“...seorang antikristus akan datang...”), namun Yohanes lebih menegaskan bahwa
ada antikristus yang sudah datang “...banyak antikristus yang telah bangkit...”
(1 Yoh 2:18), yaitu mereka yang menyangkal baik Bapak maupun Anak (1 Yoh 2:22).
Hal ini menjadi lebih jelas dalam 1 Yohanes 4:3 dan 2 Yohanes 7, dimana
penyangkalan yang dimaksudkan dipertajam menjadi “menyangkal bahwa Yesus
Kristus telah datang sebagai manusia”.
BIBLIOGRAFI
Brown. R.E. The Epistles Of John. Anc B:1983.
Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid I. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 2008.
Guthrie, Donald. Pengantar Perjanjian Baru 3. Surabaya: Momentum, 2009.
Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru 2. Bandung: Kalam Hidup, 2002.
Pate, Marvin. The End of the Age Has Come. Malang: Gandum Mas, 1995.
Tafsiran
Alkitab Masa Kini 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1999.
[3]
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I.
Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008. 56.
[4] A.E. Brooke. The JohannineEpistles. Dalam George
Eldon Ladd. Teologi Perjanjian Baru 2.
428.
Banyak pakar
berpendapat bahwa ajaran sesat yang ditentang Yohanes ini adalah berasal dari
Cherinthus, yaitu salah seorang penyesat Kristen paling awal.
[5]
Hermann Gunkel. Schopfung und Chaos in
Urzeit und Endzeit (Gottingen: Vandenhoeck and Ruprecht, 1988). 41-69 dalam
Marvin Pate. The End of the Age Has Come.
Malang: Gandum Mas, 1995. 254-256.
[6]
C. Marvin Pate. The End of the Age Has
Come. Malang: Gandum Mas, 1995. 255.
[7]
Ibid.
[8]
J. Painter. John Witness and Theologian
(1975). 115-125 dalam Donald Guthrie. Pengantar
Perjanjian Baru 3. Surabaya: Momentum, 2009. 181.
[9]
Guru palsu ini berasal dari komunitas Kristen dan mustahil mereka akan berusaha
menarik keluar orang – orang Kristen jika mereka mau mengYahudikan Kekristenan.
R.E. Brown. Epistles. 47-68.
[10] John Drane. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2008. 27-29.
[11]
Ibid. John Drane. 514-515.
[12]
Tafsiran ini mengambil poin – poin penting dari Tafsiran Alkitab Masa Kini 3
dan dibahasakan kembali dengan bahasa penulis. 864-865.